Setelah tidur panjangnya pukul empat lewat Aleena tersadar ia mulai membukaa matanya secara perlahan. Bibir pink muda kering itu perlahan mulai bergerak terbuka dan menutup seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi suaranya terlalu lirih dan tak bisa didengar oleh Hanum dan juga Aslan.
"Num, titip Aleena," tutur Aslan yang disetujui oleh Hanum.
Aslan buru-buru memanggil dokter untuk memeriksa Aleena. Sementara Hanum, ia menunggui Aleena sembari menanyainya dengan berbagai pertanyaan agar kesadaran Aleena segera kembali total.
"Aleena," panggil Hanum.
"Apa yang kamu rasakan saat ini, Al? Apakah ada yang sakit?" tanya Hanum yang dibalas gelengang kepala.
"Apa kamu menginginkan sesuatu?" tanya Hanum lagi, dan lagi-lagi Aleena menggelengkan kepalanya.