Chereads / Revenge in Marriage / Chapter 1 - Tawaran

Revenge in Marriage

🇮🇩Queen_Silver10
  • 275
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 19.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Tawaran

"Jadi, berapa bayaran kamu? tanya seorang lelaki tampan bernama Evano Danendra, tatapan tajam milik Evano berhasil masuk ke dalam pandangan wanita yang ada di hadapannya. Sambil menyeringai, membuat siapapun yang melihatnya langsung bergidik ngeri.

Aleena, seorang wanita yang duduk tepat di hadapan Evano. Aleena terdiam mendapat pertanyaan dari lelaki yang ada dihadapannya. Dia langsung tersenyum sinis menanggapi pertanyaan tersebut, seolah menyeimbangi apa yang ditampilkan Evano kepadanya.

"Tentunya tidak murah, Tuan. Anda jelas tau, siapa orang yang akan saya hancurkan?"

"Tuan Aslan Alvarendra, seorang CEO yang sangat terkenal akan kesuksesan bisnisnya. Saya tidak akan pernah lupa tentang dirinya."

"Ya, Tuan Aslan adalah orang yang sangat dikagumi di negeri ini. Sikapnya pun terlihat sangat sulit untuk ditaklukkan."

"Saya mengerti, apa uang ini cukup?" Evano mengeluarkan satu koper yang penuh dengan uang merah.

Seketika, Aleena membulatkan matanya. Seumur hidup, Aleena tidak pernah melihat uang yang sangat banyak seperti ini. Melihat Aleena yang terdiam melihat uang di dalam koper, membuat Evano kembali tersenyum sinis.

'Sepertinya menjadikan kamu untuk bekerja sama dalam misi balas dendam ini adalah keputusan yang tepat. Ekonomi yang tidak stabil pastinya memaksa kamu untuk melakukan apapun yang akan saya perintahkan. Ya, kamu tidak ada pilihan lain tentunya,' batin Evano.

"Jika kau merasa uang ini kurang, itu sangat tepat sekali. Karena uang yang ada di hadapan kamu saat ini, tentu saja baru setengah dari uang yang akan saya berikan kepadamu, dengan catatan pembalasan dendam ini harus selesai dilakukan dan hidup Aslan menjadi hancur. Disaat itu juga, kau akan mendapatkan sisa uang yang belum saya berikan kepadamu." Evano kembali menyeringai penuh dengan kebahagiaan, mungkin bahagia karena pembalasan dendam yang selama ini sudah dirancang dengan indah, kini akan terealisasikan.

Aleena terdiam menatap tumpukan uang yang ada dihadapannya. Mencoba menghitung uang tersebut namun sayangnya Aleena kehilangan fokus karena jumlah uangnya yang sangat melimpah. Aleena menelan salivanya dengan susah, tugas yang diberikan bukan sesuatu yang sembarangan, lagipula sasarannya adalah seorang Aslan yang memiliki kedudukan tinggi di negeri ini. Tapi, kalau uang yang ditawarkan sebanyak ini, siapa yang tidak mau?

"Tenanglah, saya tidak akan memaksa kamu untuk menjawab sekarang. Besok, kita bertemu kembali disini. Saya harap, kamu sudah menentukan pilihan untuk bekerja sama dengan saya atau tidak." Evano langsung berdiri dari duduknya. Meninggalkan ruang VIP dari restoran tempat Aleena bekerja.

"Itu artinya saya harus berpikir 1 X 24 jam dari sekarang. Menerima atau menolak?" ucap Aleena seorang diri.

***

Keesokan harinya, tepatnya pukul dua belas siang, masih di tempat yang sama. Aleena dan Evano kembali bertemu. Keadaan masih sama seperti kemarin, lengkap dengan koper besar yang berada tepat di samping Evano.

"Bagaimana? Kau pasti terima tawaran saya, bukan?" tanya Evano langsung dengan gayanya yang tersenyum sinis kepada Aleena.

Aleena tersenyum kecil seolah membalas senyuman yang ditampakkan oleh Evano. Dirinya langsung menyodorkan tangannya seolah ingin memberikan tanda jadi kerjasama.

Gelak tawa langsung terdengar oleh Evano. Seolah sedang meremehkan Aleena yang menyodorkan tangan kanannya.

"Hai Nona Aleena, hanya dengan menyodorkan tanganmu itu, tidak akan membuat sebuah perjanjian kerja sama." Evano seolah tau apa maksud dari Aleena yang menyodorkan tangannya kepada Evano.

Aleena langsung terdiam menanggapi perkataan Evano kepadanya. Lebih tepatnya kata-kata meremehkan seolah Aleena tidak tahu cara bekerja sama dengan baik. Evano melihat Aleena mengerutkan dahinya seolah tidak mengerti dengan ucapan Evano.

'Dia bodoh atau pura-pura bodoh?' pikir Evano.

Evano langsung mengeluarkan dua lembar kertas, dan menyodorkan tepat di hadapan Aleena. Tanpa pertanyaan, Aleena mengambil lembaran tersebut dan mulai seksama mencermati tulisan yang ada di atas lembaran tersebut.

'Surat perjanjian kerja sama? Ya Tuhan kenapa saya sampai lupa begini? Tentu saja jika kerja sama itu harus memiliki surat perjanjian seperti ini,' batin Aleena.

"Bacalah dan cermati semuanya. Jika setuju langsung tanda tangani pada kolom tanda tangan kamu!" Evano mempertegas cara main kerja sama yang akan dilaksanakan oleh Aleena dan dirinya.

Aleena berdiam diri, menatap kertas dan mulai memperdalami setiap inci kata-kata yang tertuang dalam tulisan tersebut.

Aleena membulatkan matanya saat melihat nominal angka yang dituliskan jika Aleena tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik atau Aleena berhenti di tengah misi kerja sama.

"Tuan, apa maksudnya ini?" Aleena langsung menunjuk pada nominal uang yang membuat dirinya kehilangan fokus membaca lembaran kertas perjanjian.

"Nona Aleena, tentu kau bukan orang bodoh kan? Setiap kerja sama, jika melanggar pastinya ada jumlah uang yang harus dibayarkan. Saya tidak mau jika kau melakukannya dengan asal-asalan. Semuanya harus ada perjanjian tertulis agar kau tidak melakukan tindakan diluar batas." Evano tersenyum sinis kepada Aleena.

"Bukan, bukan itu maksud saya, Tuan Evano yang terhormat. Bukan untuk apa uang ini tapi kenapa nominalnya sangat besar sekali? Apa anda ingin membuat saya dalam kondisi sulit?"

"Jika kau bekerja dengan baik, tentu ini bukan suatu masalah, bukan? Jadi, seharusnya kau tidak terlalu memikirkan semuanya."

"Saya akan berusaha bekerja dengan sangat baik, Tuan Evano. Tapi, saya sedikit merinding saat melihat nominal uang yang sangat banyak ini." Benar saja, Aleena langsung merinding melihat jumlah uang pelanggaran tersebut.

'Bagaimana kalau saya gagal?' pikir Aleena.

"Selagi kau mengikuti permainan saya, saya yakin semuanya akan aman. Memang, jumlah uang disini sangat banyak sekali, uang ini lebih banyak dua kali lipat dari bayaran yang akan saya berikan kepadamu."

'Ya, saya akan mengikuti apa yang anda ucapkan dan perintahkan nanti, tapi setidaknya jangan menghadirkan nominal uang yang sangat besar seperti ini. Kalau saya gagal, bagaimana?' batin Aleena.

"Nona, saya tidak akan memberikan kesempatan untuk kedua kalinya. Jika anda menolak, saya akan pergi dari sini. Tapi, saya harap anda tidak menyesal sama sekali."

"Saya terima." Aleena langsung mengambil pulpen yang ada di samping kertas perjanjian tersebut.

Tanpa berpikiran panjang lagi, kini tanda tangan Aleena berhasil di bubuhi di lembaran kerja sama, begitupun tanda tangan Evano yang berada tepat di samping tanda tangan Aleena.

Sah, kini tinggal menunggu pekerjaan Aleena dimulai.

"Saya tidak ingin jika ada kesalahan sedikitpun dalam menjalani tugasmu, karena uang yang saya tawarkan itu tidaklah sedikit." Evano kembali mengingat kan akan hal tersebut.

"Baik, Tuan, saya tidak akan mengecewakan anda." Aleena berkata dengan sungguh-sungguh membuat Evano sedikit lebih tenang.

"Baguslah. Tapi, kamu harus ingat Nona Aleena, jangan pernah kau melibatkan perasaan kamu kepada Aslan. Itu akan membuat kita sangat kesulitan nantinya." Peringatan lagi.

"Tenang saja, Tuan Evano. Saya tidak akan melibatkan perasaan di dalam misi ini."

"Bagus, saya harap kamu memegang semua ucapan yang keluar dari mulut kamu."

Aleena mengangguk kecil menanggapi ucapan Evano kepadanya. Peringatan-peringatan yang dilontarkan oleh Evano memang benar-benar menakutkan. Tapi, tidak ada jalan lain untuk memiliki uang yang banyak. Memilih bekerja sama dengan Tuan Evano, itu adalah hal yang terbaik dalam hidup Aleena.

"Semua rencana saya serahkan kepadamu, berpikirlah mulai dari sekarang!"