Aleena berjalan keluar ruangan Aslan dengan diantarkan oleh Sekretaris Leo. Benar saja, mereka keluar dari pintu yang ada di samping perusahaan. Bukan lewat lobby yang dimana Aleena dan yang lainnya menunggu giliran.
"Sekretaris Leo, kenapa kita tidak melewati lobby?" tanya Aleena seolah tidak canggung dengan sekretaris pribadi Tuan Aslan.
"Agar kau tidak berkomunikasi dengan orang yang sedang menunggu giliran diwawancara," jawab Sekretaris Leo.
"Oh. Padahal kan tidak harus seperti itu, Sekretaris Leo. Lagipula tadi saya tidak ditanya apa-apa oleh Tuan Aslan," timpal Aleena lagi.
Sekretaris Leo menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap Aleena yang berada di belakangnya.
"Nona, ini sudah menjadi keputusan Tuan Aslan. Dan anda tidak berhak untuk mempertanyakan semuanya. Memangnya anda siapa yang bisa bertanya sepuas hati?"
Aleena seketika terdiam dan mengutuki ucapannya yang terasa lancang untuk menanyakan hal yang seharusnya bukan menjadi urusannya.