"Apa kau gila, Will?! Aku butuh birth ball-ku, bukan bola ini!" Marion memekik kesal kala William justru membawakannya bola basket, padahal yang ia inginkan adalah bola besar yang sering digunakannya untuk berlatih selama menjalani kehamilannya.
"Oke, oke ... maafkan aku. Tunggu di sini, akan kuambilkan yang kau minta," ucap William, kemudian tergesa meninggalkan sang istri yang tengah mengatur napas.
Usia kandungannya sudah menginjak sembilan bulan, yang artinya sudah tiba saatnya ia melahirkan bayinya. Seharusnya dua orang bayi, tetapi Eleanor mengambil salah satu janin darinya.
Kini ia mulai merindukan keberadaan bayi itu. Membayangkan andai ia benar-benar bisa melahirkan keduanya, ia akan jadi ibu paling berbahagia.
Marion berusaha bangkit dari ranjang saat merasa seolah ingin buang air kecil. Namun, ada sesuatu yang merembes seolah dirinya tanpa sadar sudah terkencing saat itu juga. Dan tak dinyana, nyeri hebat itu pun datang.
"WILL!!!"