Jeremiah tertegun kala mendengar lamaran dari pria muda itu terhadap putrinya, Marion. Ia sudah tahu selama ini, bahwa William memang begitu menyayangi dan mencintai putrinya itu. Namun, bisakah ia memberi jawaban semudah itu?
Dirinya sendiri masih ingin berlama dengan gadis itu, mengganti apa yang tak sempat ia berikan pada Marion,
Jika ia langsung setuju dengan permintaan William akan putrinya, kapan ia bisa menghabiskan waktu dengan sang putri? Belum lagi nanti saat mereka sudah resmi menjadi pasangan, maka Marion akan mengemban tugas sebagai pendamping dari seorang pemimpin, dan itu bukanlah kewajiban yang mudah.
"Bagaimana dengan Marion setelah kalian menikah nanti?" tanya Jeremiah, berusaha mengulur waktu. Ia ingin sekali menjawab 'tidak', tetapi Marion sejak tadi sudah mengawasinya dengan lirikan yang sukses mengintimidasi dirinya.