Marion berjalan tergesa memasuki mansion William, sembari mengintai, apakah ada orang lain atau mungkin Leah yang justru tengah mengintainya. Marion merasa seolah dirinya baru saja melakukan dosa terbesar, hingga begitu gugup kala melihat Leah sudah berdiri di depan kamar Marion, bersandar pada dinding sembari melipat tangan di depan dada.
"Dari mana saja kau?" tanya Leah, penuh selidik.
"A-aku ... baru saja ke ...."
"Ke mana? Will memintaku untuk datang menemanimu, tetapi sepertinya kau sudah punya teman. Apa yang kau lakukan di ruang bawah tanah?"
Marion terbelalak. Nyaris saja bola matanya mencelus dari kelopaknya.
"K-kau tahu dari mana kalau aku baru saja dari ruang bawah tanah? Kau lebih mengerikan dibanding Will," ucap Marion. Leah yang mendapat komentar seperti itu, hanya mengedikkan bahu, kemudian membuka pintu kamar gadis itu. "Kau seharusnya beristirahat. Will bilang kau tidak tidur semalaman karena mengurus segala keperluan Shana. Apa yang terjadi padanya?"