Seorang gadis berusia 17 tahun baru saja pindah dan di terima di SMA Trisatya, Dimana sekolah ini adalah termasuk sekolah terbesar dan termahal. Bisa di bayangkan jika Siswa-Siswi yang bersekolah di SMA Trisatya adalah anak dari orang-orang kaya.
Tidak dengan Gadis berambut panjang ini, Alula. Dimana Gadis berusia 17 tahun yang baru di terima untuk bersekolah kembali setelah harus pindah dari sekolah lamanya karena mendapat bully an.
Aku pergi mengelilingi sekolah sendiri, Karena aku masih belum memiliki teman. Aku memberanikan diri menelusuri berbagai tempat yang ada di Sekolah ini sendiri.
Langkah kaki menelusuri jalanan koridor. Aku sedikit takjub dengan desain Sekolah yang simple namun sangat mewah karena di seluruh jalan yang ia lewati terdapat barang-barang seperti lukisan dan patung.
"Woah, Lumayan." Aku mengangguk pelan sembari melihat apapun yang aku lewati, Dan satu hal yang baru aku sadari jika aku di perhatikan banyak siswa yang ada di sini.
"Kenapa mereka melihatku seperti itu, apa ada yang salah ?." Gumam ku lalu melihat ke bawah, Memastikan apa yang aku pakai saat ini tidak terlihat norak atau berlebihan.
Aku memastikan kembali mengapa mereka melihatku seperti akan terjadi sesuatu ? Aku berusah a tenang berpikir positif meskipun perasaan ku sendiri tidak karuan. "Hai, anak baru ?." Tanya seorang gadis yang tiba-tiba datang mendatangi ku. Gadis cantik, Dengan rambut di bawah pundak dan berwarna coklat yang memiliki Senyuman yang manis. Wajahnya yang sangat mulus perpaduan antara korea dan Indonesia.
Aku sebenarnya terkejut dan gemetar, Ini baru pertama kalinya aku di sapa seperti ini, sejak di SMA lama ku bersekolah, aku tidak punya teman sama sekali. Bahkan hanya untuk di ajak mengobrol.
"Heii, jangan takut. Gue baik kok." Sahut nya lalu tersenyum.
Aku tersenyum, meski kedua tangan ku gemetar hebat karena takut. Ada alasan mengapa aku seperti ini. Di mana semua ini berasal dari masa lalu ku. Aku tidak yakin bisa menghilangkan ini dari tubuh ku dalam waktu dekat.
Melihat anak baru yang gemetar saat bersama nya. Gadis yang tadi menyapa Lula lalu menggengam tangannya menenangkan. "Ayo ikut gue."
"K-kemana." Tanya ku gugup.
"Ke uks."
Aku semakin takut saat Wanita yang tidak aku tau siapa membawa ku ke uks, apa yang akan dia lakukan padaku ? Aku semakin takut saat melihat uks tidak ada siapapun di dalam.
Setelah masuk, Aku lalu duduk dengan wanita yang mengajak ku ke uks, aku pikir dia akan melakukan sesuatu yang akan menyakitiku mengingat bagaimana Dulu aku di perlakukan seperti itu. Namun pemikiranku salah. Dia hanya ingin mengobrol dengan ku saja.
"Jadi.. hanya ada kita, Lo bisa bicara sama gue sepuasnya. Tenang aja, Gue orang nya baik kok." Ucap nya membuatku sedikit tenang.
Apa semua orang yang di sekolah di sini sangat baik pada siswa pindahan ? Aku merasa beruntung bisa bersekolah di Sini dan sepertinya aku akan mendapat banyak teman.
"Oh, iya. Nama lo siapa ? Kenalin gue Thalia. Panggil aja Lia." Ucap nya lalu memberikan tangan nya lalu aku membalasnya sambil tersenyum.
"Lula."
"Jadi, setelah gue perhatikan lagi sepertinya lo anak pindahan yang masuk ke kelas lD kan ?."
"Ah, iya. Kok kamu bisa tau." Tanya ku sedikit terkejut.
"Gue baru aja di suruh kapsek buat nganterin lo ke kelas, tapi lu keburu pergi. Jadi gue ngikutin lo sampe sini. Btw, jangan pake aku kamu boleh ? Soalnya ke aneh aja gitu," Kata Lia sedikit tertawa pelan.
Jujur saja saat bersama Lula, lia sedikit canggung karena Lula memakai bahasa yang berbeda dengan nya. Bahkan cara mereka berbicara cukup berbeda. Jika Lia ngomong secara bruntal, berbeda dengan Lula yang berbicara saja sangat lembut.
"Aku tidak bisa, aku tidak terbiasa."
Lia mengangguk. "Ga apa, gue paham. Tapi lo ga keberatan kan kalau gue ngomong ke gini ? "
Aku langsung menggeleng ."Tidak, Aku sama sekali tidak pernah mempermasalahkan orang lain mau berbicara pada ku seperti apa. Asalkan aku paham apa saja yang kamu bicarakan pada ku."
Lia tersenyum lalu memegang lengan Lula ." Lula… Lo harus jadi sahabat gue, lo mau kan ?."
Aku diam beberapa detik lalu mengangguk senang. "Iya, aku mau. Sepertinya Kamu wanita yang baik."
Lia tertawa ."Gue emang baik, buktinya sekarang gue nge bantu lo ngomong kan setelah tadi lo diam sama tangan lu bergetar hebat. Apa lo ada trauma sama orang asing atau masalah lain ?."
"Tenang aja, gue di kelas juga sebagai ketua osis sama pekerjaan gua juga psikiater. Ya mungkin belum ada kertas peresmian. Tapi gue bisa sedikit tau,"
Lia sedikit penasaran dengan Lula. Setelah melihatnya dan mengajak nya mengobrol dan bagaimana reaksi Lula membuat nya bis a menebak jika Lula ada masalah, Semacam trauma dengan orang asing atau trauma jika mengalami masa lalu lagi.
"Aku tidak tau Kenapa aku gemetar, mungkin karna bertemu orang asing,"
Lia mengangguk. "Sepertinya gue harus jaga lo baik-baik mulai sekarang."
"Jagain aku ? Memang nya kenapa." Tanya ku bingung.
"Tidak apa-apa, Saat lo sekolah di sini. Jangan sampe berurusan sama cowok yang suka nongkrong di kantin. Mereka itu tidak baik."
Aku sedikit takut mendengar ucapan lia. Aku tidak tau apa kejadian dulu akan terulang lagi setelah tau jika ada penggangu di sekolah yang ia tempati. Lia yang melihat wajah Alula yang takut berusaha menangkan kembali.
"Heii, Lula.. di setiap sekolah pasti ada nama nya penggangu, Jadi yang harus lo hindari ya berurusan dengan mereka. Oke ?."
Entah mengapa aku kembali gemetar. Aku tidak tau kenapa aku tidak bisa mengontrol tubuhku setelah mendengar kata penggangu. Hal yang membuat ku akan mengingat masa lalu yang membuatku trauma membuatku tidak bisa mengontrol tubuhku yang gemetar ketakutan.
Lia berusaha menangkan Lula. Kali ini ia paham mengapa Lula gemetar saat bertemu dengannya pertama kali. Lia menghela nafas kasihan menatap gadis yang mengalami trauma. Ia baru saja menyebut penggangu sudah membuat Lula menjadi seperti ini, Bagaiaman jika Dia menjadi korban ? Lia berusaha membuang jauh-jauh pemikirannya.
"Gue bakal jagain, Lo jangan takut. Ada gue mulai sekarang."
Aku menatap Lia gemetar, mataku sedikit sayu menatap Lia yang seperti tau semuanya apa yang ia alami. "Terima kasih, Aku bakal cerita masalahku. Aku harap dokter bisa menyebutkan trauma ku," Ucapku sedikit bercanda.
"Baiklah, Dokter akan menyembuhkan ." Sahut Lia.
Mereka berdua tersenyum, Beruntungnya aku bisa bertemu Lia pertama kali di sekolah ini dan menjadi teman nya. Mungkin aku akan akan sedikit lebih baik memiliki teman sepertinya.