Hari ini cukup melelahkan untuk otak Aily yang kecil, ia butuh istirahat secepatnya tapi Robby punya janji dengan keluarga nya. Yang biasanya saat pulang dari kampus ia tinggal duduk santai lalu tiba-tiba sudah sampai saja di depan kos karena diantar oleh Robby, sekarang tidak bisa ia harus bergerak dan berusaha mencari transportasi untuk mengantarnya pulang.
Mengenai sepeda motornya, sebenarnya yang biasa ia pakai kesana kemari saat Robby tak bisa mengantarnya bukanlah miliknya sendiri melainkan motor milik ibu kost, bu Hani.
"Kalau di pikir-pikir hidup ku mudah sekali ya selama ini selalu diantar jemput oleh Robby, sekali dia ada janji aku jadi kewalahan sendiri karena tidak tau harus minta bonceng siapa." ujar Aily yang tiba-tiba mengakui kebaikan Robby, jarang-jarang ia melakukan ini.
"Sasa juga kemana lagi, kenapa ahir-ahir ini ia jadi sering meninggalkan ku tanpa kabar." Aily berjalan sendirian menyusuri lorong kampusnya, ada beberapa pria yang melirik sebentar saat berpapasan dengan Aily karena sayang jika wajah semanis itu tidak di pandang meski sebentar saja.
Penampilan Aily hari ini cukup manis dengan poni tipis-tipis ala gadis Korea dan rambut bawahnya ia kepang dan di kedepankan seperti gadis desa yang anggun nan manis. Riasan nya yang tipis-tipis membuat siapapun ingin berlama-lama dalam menatap wajahnya.
Tepat sekali dari arah berlawanan ada seorang pria yang pernah singgah dalam pikiran Aily, Alvaro pria tampan yang dulu pernah memberi dirinya nya coklat dari supermarket. Biasanya saat tidak sengaja bertemu di jalan atau di tempat-tempat umum sekolah seperti kantin dan juga lapangan, Aily akan berjalan saja dengan lurus seolah tidak melihat Alvaro disana.
Pasalnya ia bingung harus bagaimana, jika ia melihat kearah Alvaro dan ternyata mereka saling bertatapan disinilah Aily merasa dirinya menjadi salah tingkah, apalagi kalau tiba-tiba menyapa seakan mereka tidak canggung satu sama lain maka akan lebih aneh lagi karena sudah lama Aily tidak berinteraksi dengan Alvaro.
Disaat Aera kebingungan akan menyapa Alvaro atau tidak ternyata pria itu malah menatap Aily hingga mereka hampir bertemu di tengah-tengah lorong.
"Aily." panggil Alvaro membuat Aily seketika menatap kearah Alvaro juga, ia terkejut saat Alvaro memanggil namanya ia pikir saat seperti ini tidak akan pernah terjadi.
"I-iya.." jawab Aily yang masih tidak menyangka namanya akan di panggil oleh Alvaro.
"Mau kemana? tumben kau sendirian saja." ujar Alvaro karena biasanya ia melihat Aily selalu bersama Robby kalau tidak Sasa.
"Haha iya aku mau pulang kelasnya kan sudah selesai." jawab Aily yang jelas-jelas mereka berdua berada di kelas yang sama tentunya Alvaro tau bahwa kelas mereka telah selesai dan bisa istirahat lebih dulu karena guru kelas mereka sedang ada urusan.
Aily terpaksa menghentikan langkahnya saat mereka berdua benar-benar bertemu karena langkahnya terhalangi oleh Alvaro. "Jadi kau pulang sendiri? kemana teman mu pria yang biasa mengantarmu itu?" tanya Alvaro yang ternyata ingin mengajak Aily berbincang lebih panjang, Aily pikir Alvaro hanya sebatas menyapa nya dan akan langsung pergi saja.
"Iya, mau bagaimana lagi. Dia sedang ada acara." jawab Aily yang secara reflek menyandarkan punggung nya pada dinding lorong.
"Kamu mau kemana? mau pulang juga?" tanya Aily balik yang ikut memperpanjang topik pembicaraan diantara mereka.
"Iya, mau mampir dulu ke toko buku. Mau ikut?" tawar Alvaro
Kaki Aily seketika tegap dan tubuhnya yang bersandar sudah tidak lagi bersandar pada dinding, tubuhnya reflek berdiri tegap setelah mendengar ajakan dari Alvaro barusan.
"Boleh, ayo kita berangkat." jawab Aily kelewat semangat mengundang senyum bibir Alvaro, sungguh Aily ini tidak bisa jual mahal sedikit sekali diajak langsung mau. Ia seakan tidak ingat bahwa mereka berdua telah cukup lama tidak berkomunikasi.
-
Dibawah sinar matahari yang sejuk semi mendung, Aily dan Alvaro telah tiba di depan sebuah toko buku MAHARANI di daerah cempaka kuning, tidak jauh sekitar satu kilo dari jarak kampus ke tempat ini.
Lucunya Aily sekarang berada di arah berlawanan dari jalan ke arah kos-kosan nya, jadi ia memang niat mengantar Alvaro ke toko buku dan bukan hanya mampir.
Sedangkan Alvaro juga tidak tau dimana alamat kos-kosan Aily, ia bahkan tidak tau Aily tinggal di kos-kosan atu dirumahnya sendiri atau mungkin tinggal di rumah saudaranya. Yang penting sekarang Aily bisa main bersama Alvaro, syukurlah hari ini Robby ada acara jadi tidak mengantarnya pulang dengan cepat.
Kalau tidak ia mungkin tidak akan memiliki kesempatan main dengan Alvaro seperti ini, Aily saja sampai sekarang masih belum percaya bisa kembali berkomunikasi dengan Alvaro setelah berbulan-bulan seperti dia orang yang sama sekali tidak mengenal.
Aily juga tidak tau apa alasan Alvaro tidak pernah mengajaknya bicara atau sekedar menyapa saat tidak sengaja bertemu di jalan, atau mungkin sebenarnya Alvaro memiliki pemikiran yang sama dengan nya. Mungkin Alvaro juga menunggu Aily yang menyapa duluan.
Karena diantara mereka tidak ada yang mengajak bicara duluan, maka berahirlah mereka berdua saling diam-diaman semenjak berpisah di hari pertama mereka berkenalan dulu.
Tidak, sebenarnya Alvaro lebih berpikir akan mengganggu hubungan Aily dengan Robby. Ia mengira mereka berdua memiliki hubungan spesial hanya saja tidak mengatakan nya dengan jujur saat Aily mengenalkan Robby padanya. Ia ingat dulu Robby memberikan tatapan yang sangat dalam ketika menatap Aily.
Melihat kedekatan mereka berdua Alvaro jadi minder dan tidak percaya diri untuk ikut bergabung di tengah-tengah hubungan mereka berdua, jadi ia selalu menahan diri saat bertemu dengan Aily untuk tidak menyapanya. Lagipula Aily selalu mengalihkan pandangan setiap kali bertemu dengan nya di jalan, jadi yasudah itu semakin membuat Alvaro mengurungkan niatnya untuk menyapa dan mengajak bicara Aily.
Padahal Alvaro cukup tertarik dengan gadis lucu seperti Aily, ia merupakan gadis polos apa adanya yang pasti asik kepribadian nya. Terlebih lagi wajah nya yang manis dan juga cantik membuatnya semakin tertarik ingin mendekat pada Aily.
"Oh Aily!!" panggil seseorang di sebelah kanan yang jauh di depannya. Awalnya Aily masih mengira-ngira Siapakah pria yang baru saja memanggil namanya dengan lantang.
"Halo kak Justin." sapa Aily yang sudah bisa mengenali siapa pria yang memanggilnya tadi.
"Lama tidak bertemu, pacarmu tampan juga." ujar pria bernama Justin tersebut sambil melirik kearah Alvaro sekilas, tentu saja Aily langsung berkeringat saat mendengar nya ia jadi tidak enak sendiri pada Alvaro karena tiba-tiba di klaim menjadi pacarnya.
"Bu-bukan pacar, dia temanku." Aily mengelap keringat nya yang mulai bermunculan di sekitar pelipisnya.
"Oh bukan ya, berarti calon?" tanya Justin, tidak membuat panik Aily semakin mereda malah semakin membuatnya kelabakan bagaimana cara menjawabnya. Padahal mudah saja ia tinggal menyangkal pertanyaan dari Justin, tapi lidahnya sulit untuk di gerak kan.
Alvaro menahan tawa saat menyadari kegelisahan Aily, rasanya ingin mendengar pria di depan mereka ini terus menanyakan pertanyaan semacam itu pada gadis itu.