'Dia ganteng juga, aku suka.'
Saat ini Alvaro, Aily dan juga Robby sedang jalan bertiga menuju supermarket dekat kampus, seperti kata Aily tadi mereka akan membeli beberapa kudapan.
Dari samping Aily mencuri-curi pandang kearah Alvaro, ia tidak tahan untuk tidak mengintip wajah tampan Alvaro ketika mereka berjalan sampingan seperti ini. "Ada apa?"
'Bagus ay, kau terlalu kentara.' Aily jadi garuk-garuk kepala yang gatal setelah Alvaro bertanya padanya, sepertinya ia merasakan saat Aily berulang kali menatap wajahnya. "Hhh tidak-tidak, ayo jalan saja." jawab Aily kikuk.
Kasian Robby, ia seperti tidak dianggap ada diantara mereka. Entah kenapa Robby jadi kesal melihat Aily yang salah tingkah di depan Alvaro, pakai segala mengajak ke supermarket lagi. "Jadi siapa yang akan mentraktir ku, aku kau traktir juga kan Ay?" tanya Robby mencoba mengingatkan semua orang bahwa disana bukan hanya ada mereka berdua.
"Enak saja, aku kan tidak punya banyak uang Robby." jawab Aily yang artinya ia menolak membayarkan kudapan Robby nanti. Terlebih Robby suka tidak kira-kira kalau masalah hal gratisan.
"Tapi kau mentraktir dia." ucap Robby lagi, tidak suka posisinya sebagai pria paling dekat dengan Aily diambil oleh orang lain, apalagi Aily dan Alvaro juga baru kenal.
"Ada sesuatu yang mengharuskan ku untuk mentraktir dia, sudah jangan manja. Atau ku panggilkan Sasa saja biar dia yang bayarkan punyamu?" tanya Aily yang geram dengan tingkah Robby yang berlebihan. Memangnya salah ya ia mau berbuat baik pada orang, lagipula Alvaro juga sudah baik padanya dengan memberikan jatah makan siangnya pada Aily.
"Aily mau aku saja yang bayarkan?" tanya Alvaro menengahi percakapan antara dua orang di sebelahnya.
"Loh kok jadi kau yang membayarkan ku, tidak-tidak jangan dengarkan dia. Ayo terus jalan saja." balas Aily yang kemudian menggeret lengan Alvaro agar berjalan lebih cepat, ia tidak peduli dengan Robby yang sikapnya aneh hari ini.
"Bagus ya Ay, sekarang aku malah di tinggal." ucap Robby kesal yang kemudian ikut menyusul jalan dua orang yang sudah berjarak beberapa langkah darinya, 'Suka tidak briefing dulu kalau jalannya mau di percepat nih.'
-
Di perjalanan menuju supermarket kaki Aily terkilir gara-gara jalannya tidak pelan-pelan, alhasil ia keseleo dan sedikit mengalami sakit di bagian kaki sebelah kirinya. "A-aw."
"Apakah sakit? tanya Alvaro yang mencoba membenarkan letak urat yang mungkin bergeser, ia biasa menangani permasalahan anak-anak basket ketika kaki mereka terkilir jadi lumayan bisa diandalkan dalam hal seperti ini.
" Kau sih, makanya jalan pelan-pelan saja. Kau kan biasanya lemot, sekali gerak cepat tubuhmu tidak terbiasa." ujar Robby, ia mengomel menggantikan posisi Sasa saat gadis itu tidak ada. Coba kalau ada Sasa juga disana pasti Aily akan mendapatkan dua kali semprotan dari arah yang berbeda, satu dari Sasa satu lagi dari Robby.
Aily cemberut sambil sesekali mengaduh akibat kakinya yang merasa tidak nyaman dengan rasa sakit pada kakinya, "Apa kita tidak usah ke supermarket dulu, mau ku antar ke UKS?" tawar Alvaro, ia khawatir jika ternyata terkilir nya kaki Aily ini lebih parah dari yang ia bayangkan.
"Tidak mau, supermarket nya sudah dekat. Ayo bantu aku jalan kesana." jawab Aily yang tetap bersikeras ingin mentraktir Alvaro, sedangkan Robby di belakang kembali mendumal, "Ayo bantu aku kesana, nyenyenye..." ujar Robby yang mengikuti gaya bicara Aily barusan.
Aily mendecak ke arah Robby yang mengejeknya, belum saja Robby diusir olehnya. Pasti nanti berakhir baper dan bilang *Kau jahat Ay, lebih pilih teman barumu dari pada aku.* kira-kira begitu nanti rengekan yang dikeluarkan oleh Robby sebagai tanda ia protes dengan ketidak adilan posisinya.
Padahal biasanya hanya Robby pria yang menjaga dan memperhatikan Aily, tapi karena sekarang Robby melihat dengan jelas ada pria lain yang merawat Aily ia jadi tidak suka. Ia menendang-nendang kaleng yang ada di pinggir jalan selama perjalanan menuju ke pintu masuk supermarket membuat kebisingan tanpa sebab.
Sekarang mereka bertiga telah berada di dalam supermarket, Aily sudah mencoba menghitung berapa uang yang akan ia keluarkan untuk hari ini. Ia tidak kaya meskipun menawarkan akan mentraktir Alvaro, ia harus berhemat makanya berharap Alvaro tidak mengambil banyak kudapan.
Ini tadi niatnya Aily mau mentraktir Alvaro tapi jadi Alvaro yang berjalan mengikuti arah Aily berjalan, saat melihat jejeran coklat di rak kudapan rasanya mata Aily tidak tahan untuk tidak menghampiri nya. "Aily suka coklat ya?" tanya Alvaro saat mereka berdua berhenti tepat di depan beberapa macam merk coklat disana.
Aily mengangguk dan melihat-lihat apakah ada coklat yang harganya paling bersahabat dengan isi kantongnya. Dari jauh Robby menggelengkan kepala "Sudah kubilang jangan sering-sering makan coklat, tapi masih saja dilakukan. Ck dasar." mengomel lagi, hari ini jiwa Robby dengan Salsa yang tertukar cukup lama juga.
"Mau kubelikan satu?" tanya Alvaro menawari, ia memperhatikan wajah Aily yang sepertinya masih mikir-nikir akan membeli coklatnya atau tidak.
Aily masih diam tidak menjawab, entah sedang memikirkan apa sambil terus menyentuh-nyentuh ringan coklat disana.
"Atau mau dua?" tanya Alvaro lagi membuat Aily ahirnya mau menatapnya dan melepaskan pandangannya dari coklat-coklat disana.
"Kenapa jadi kau yang mentraktir ku?"
"Mmm, bagaimana kalau kita sama-sama mentraktir? kau ambil satu aku juga ambil satu. Mau ambil dua atau lebih juga boleh." jawab Alvaro yang semakin membuat jiwa penggemar coklat nya meronta-ronta.
"Yasudah kalau kau memaksa." ujar Aily yang mengambil salah satu coklat di depannya tanpa melihat harganya, padahal tadi bukan coklat itu yang ia pandangi. Aily tadi sudah memperkirakan jika mengambil coklat paling murah disana ditambah kudapan yang diambil, oleh Alvaro akan habis berapa.
Padaha Alvaro tidak menunjukkan unsur paksaan seperti yang di katakan Aily barusan, karena tidak tau harus apa jadi ia manggut-manggut saja.
Sekarang mereka berjalan kearah kasir untuk menghitung jumlah masing-masing kudapan yang akan mereka bayar, "Kenapa kau hanya ambil itu? benar tidak kurang?" tanya Aily setelah melihat permen lolipop yang baru saja di sodorkan oleh Alvaro pada mbak-mbak kasir. Alvaro mengangguk begitu saja agar tidak semakin panjang.
Tentu saja ia merasa tidak enak jika dibayarkan oleh seorang gadis seperti ini, harusnya ia sebagai pria yang membayar semuanya. Tapi karena Aily mengajaknya kemari kadi bisa lebih dekat lagi dengannya, ini namanya pdkt lewat jalur traktir-mentraktir.
"Hah, jarak harganya kenapa jauh sekali." Aily terkejut saat mendengar mbak-mbak kasir supermarket menyebutkan harga coklat nya dan permen lolipop yang di pegang oleh Alvaro.
Harga dirinya jadi mengkerut, ia merasa bodoh karena mengambil coklat yang terlalu mahal tadi. Kalau sudah ke kasir begini masa ia mau di tukar, sebenarnya ia sering melakukan nya tapi kali ini ia malu karena bersama Alvaro.