Chereads / Princess Aily / Chapter 2 - 02. Berangkat sekolah

Chapter 2 - 02. Berangkat sekolah

"Aduh makin deras." Aily yang sudah siap berlari menuju sepeda motornya jadi kembali mundur beberapa langkah karena tidak mengira hujannya jadi lumayan deras seperti ini.

Inilah konsekuensi bangun terlambat, selain tergopoh-gopoh untuk mengantri mandi Aily jadi kurang fokus pada banyak hal hingga suara kerasnya hujan diatas genting ia tidak dengar. Kalau sudah sering mendapati banyak kesialan seperti ini harusnya Aily bisa berusaha untuk bangun lebih awal bukan?

*Ay dimana? gerbang sekolah sudah mau di tutup.*

Itu isi pesan terahir dari Salsa yang membuat Aily jadi semakin tidak fokus pada banyak hal.

Karena tak ingin membuang waktunya lebih lama lagi, ia berlari secepat mungkin menuju sepeda motor miliknya dan membuka jok sepeda untuk mengambil jas hujan dengan cepat.

Untungnya jarak kost dengan sekolah tidak terlalu jauh, hanya berjarak satu kilo meter saja. Kalau Aily berkendara dengan cepat pasti masih memiliki sisa waktu untuk tiba lebih dulu sebelum gerbang sekolah ditutup oleh pak satpam.

JEGLEERRR..

"Hwaa.." sepeda yang Aily bawa sempat oleng saking kagetnya ada suara petir di tengah-tengah perjalanan menuju kampus.

Dengan berbekal jas hujan Aily berharap ia bisa menerobos hujan lebat beserta petir ini, berkali-kali ia merapalkan doa agar bisa tiba dengan selamat sampai tujuan. Tak lupa berdoa agar gerbang tidak buru-buru di tutup sebelum ia sampai di sekolah.

"Heuuhh.. capeknya." hingga sampai pada parkiran pun hujan masih belum reda, bedanya sekarang sudah tak ada lagi suara petir yang menggelegar dan membuat Aily terkaget-kaget.

"Sal kelas udah dimulai belum?" tanya Aily sembari berlari sekencang mungkin menuju kelasnya yang berada di lantai tiga, sungguh sialnya memiliki kelas yang jauh karena akan menguras tenaganya ketika menaiki banyak anak tangga seperti ini.

*Masih ada waktu lima menit, bisa lari lebih kencang lagi tidak?*

Di pikir sedari tadi lari Aily kurang kencang apa? ia sampai beberapa kali menabrak siswa-siswa lain saking kencangnya, sayangnya beberapa kali juga ia sempat keseleo saat mencoba berlari di anak tangga yang jumlahnya tidak sedikit itu.

Rasa ingin meminta dibuatkan lift untuk siswa lantai atas sungguh meronta-tonta, tak bisa membayangkan betapa sialnya jika Aily harus keseleo berkali-kali seperti ini. Lagipula bagaimana bisa sekolah sebesar dan setinggi ini tak memiliki lift satupun, secara tidak langsung ini menyiksa para pelajar di SMA ini.

Hahh.. hahh haa..

Nafas Aily berantakan saat ahirnya bisa sampai di tengah pintu kelas yang untung nya sang guru galak belum memasuki ruangan. Tak ingin masuk lebih dahulu karena mengatur nafas lebih penting untuk saat seperti ini, bisa-bisa Aily pingsan jika tidak meredakan acuan nafasnya yang memburu ini.

"Aahh.." seorang pria menubruk Aily dari belakang dan membuatnya terjatuh kedepan. Sungguh kurang sial apa lagi Aily pagi ini, rasanya sudah sangat komplit pakai bumbu spesial kesialan nya.

Ternyata pria tadi tidak sengaja menabraknya karena memasuki pintu kelas dengan berjalan menghadap ke arah belakang, ia sedang bercanda dengan teman-temannya hingga tak sadar seseorang berada di tengah pintu dan menghalangi jalannya masuk.

"Oh maaf, apa kau terluka?" tanya pria itu, sembari mengulurkan tangannya berniat membantu Aily untuk kembali berdiri. Wajahnya yang terkejut disertai dengan rasa bersalah membuat Aily tidak jadi marah karena tau ia sendiri juga salah karena menghalangi jalan orang lain yang akan masuk ke dalam kelas.

Aily menerima uluran tangan itu dan segera berdiri dari jatuhnya, membenarkan pakaiannya yang tidak rapi dan memungut tasnya juga yang terjatuh sedikit jauh darinya. "Tidak masalah, itu salahku juga karena menghalangi jalan." balas Aily setelah selesai merapikan baju dan barang bawaannya.

"Ailyyy.." panggil Salsa dari bangku yang terletak di tengah-tengah, itu tempat favoritnya dengan Aily karena jika terlalu depan Aily akan kesulitan jika sering ketauan saat tak sengaja ketiduran di jam pelajaran berlangsung, tapi jika terlalu di belakang Salsa yang tidak mau, nanti jadi tidak terlalu fokus saat kelas berlangsung.

Yah untungnya mereka berdua ini sahabat yang saling melengkapi, satunya malas satunya pintar, satunya cekatan satunya lagi lemot, tapi ada satu kesamaan yang mereka miliki yaitu sama-sama cantik dan berambut panjang, lebih cantik Aily sih sebenarnya karena lebih banyak pria yang tertarik dengannya.

"Kau tidak apa?" tanya Salsa perhatian, ia khawatir setelah melihat temannya tersungkur jatuh di depan sana. Terlebih Aily pasti sangat lelah karena harus terburu-buru berangkat ke sekolah.

Membantu meletakkan tas Aily dan menatapnya penuh penasaran. "Apa-apa, badanku lemah dan juga letih. Kurasa aku perlu istirahat sebentar, jangan menggangguku ya." ucapnya sembari ia duduk di kursi, lalu membuat posisi ternyaman dengan tangan menjadi bantal untuk ia istirahat sebentar, alias tidur.

Salsa memukul punggung Aily keras. "Aw!! sakit sal." teriak Aily kesakitan yang membuat beberapa temannya menoleh kearah mereka.

"Jangan tidur lagi, memangnya masih kurang tidur mu sampai nyaris telat begini?" Salsa geram akan kebiasaan buruk temannya itu, sedikit-sedikit tidur sampai kadang ia harus meminjamkan catatannya untuk disalin karena Aily ketiduran saat guru tengah menerangkan pelajaran.

"Ck iya iya, tapi tidak usah sampai memukul begitu, badanku ini sudah sangat rapuh kau tau tidak?!" ucap Aily yang masih pada posisi kepala yang ia letakkan diatas meja, Salsa curiga Aily akan kembali memejamkan matanya jika dibiarkan seperti itu terus.

Jadi ia menarik tubuh Aily agar bersandar ke belakang dan tidak lagi mempertemukan kepalanya dengan meja atau mata gadis itu akan kembali terpejam dalam hitungan detik.

Setelah Aily mencak-mencak karena dilarang mengistirahatkan diri sejenak tak lama kemudian sang dosen pun masuk dan langsung membuat mata Aily terang benderang seakan rasa kantuk dan lelahnya tak pernah hadir menyapanya.

Akan sangat menakutkan jika ia sampai di tandai oleh guru galak itu, minggu kemarin Dias temannya diberikan hukuman soal yang cukup sulit karena ketahuan tidur di tengah-tengah beliau sedang menjelaskan materi pelajaran.

Karena tak ingin merasakan hal yang sama, Aily ingin berusaha semaksimal mungkin untuk mengusir kantuk nya yang sering tiba-tiba datang dengan sendirinya, entah bagaimana pun caranya. Kadang ia mencubiti tangannya sendiri dengan keras agar rasa kantuk yang mulai datang segera terusir kembali sebelum ia takluk akan rasa kantuk tersebut.

Kalau tidak mempan maka Salsa yang akan turun tangan menggantikan dirinya yang mencubit dengan kecil dan sekeras mungkin, karena Salsa tidak pernah kira-kira saat sedang menyakiti Aily jadi terkadang jiwa psikopat temannya itu bisalah dimanfaatkan di masa-masa kritis semacam ini.

Saat kelas berlangsung, ia tiba-tiba teringat pada pria yang tak sengaja menabrak nya tadi. Rasanya ia belum pernah melihat pria itu sebelum-sebelumnya, apakah dia siswa baru di kelasnya?

"Ay cepat tulis ini." Salsa memecahkan lamunan Aily akan pria asing tadi dengan menyuruhnya menulis materi penting yang baru saja di terangkan oleh guru.