Chereads / Bidadari tak memiliki sayap / Chapter 4 - 4. Pesta megah

Chapter 4 - 4. Pesta megah

Hari yang ditunggu pun datang, Raka dan Kayla menjadi raja dan ratu seharian. Raka terlihat tampan dengan setelan jasnya sedangkan Kayla tampak cantik bagai seorang putri. Hanan yang hadir pun terkesima melihatnya karena memang Kayla sangat jarang memakai make up dalam kesehariannya.

Begitu juga dengan Raka yang berada di sampingnya sesekali dia melirik padanya. Kayla yang menyadari akan hal itu hanya bisa bersikap cuek karena bagaimanapun dia tak bisa seenaknya sendiri sekarang, ya dia sudah menandatangi kontrak pernikahan dengan Raka kemarin malam. Entah apakah Kayla menyesal sekarang atau harus bersyukur karena menikah dengan orang lain itu berarti dia memberikan kesempatan pada Fina untuk bisa bersama dengan Hanan orang yang pernah hadir dalam hatinya dan mungkin ke depannya dia akan melupakannya karena sekarang yang akan menjadi prioritasnya adalah Raka suaminya.

"Apakah kau lelah?" seru Raka membiarkan Kayla yang menyandarkan punggungnya di kursi.

"Sangat, memangnya kau tak merasakan hal itu?" ujar Kayla.

"Sedikit," sahut Raka singkat.

"Sebaiknya kita istirahat di dalam saja," seru Raka pada Kayla.

"Apa maksudmu?" sahut Kayla.

"Kita ke kamar hotel." Kayla menggeleng pelan disana jauh lebih berbahaya daripada di sini.

"Kenapa kau menggelengkan kepala? Bukankah apa yang aku katakan benar? Ayolah apakah kau tidak lelah seharian berada di sini?" ucap Raka.

"Di sini lebih aman daripada di dalam kamar hotel berduaan kau faham?" ujar Kayla. Raka pun tersenyum kecil mendengar perkataan Kayla.

"Apa kau lupa jika aku adalah suamimu?" serunya. "Dan kau lupa tentang perjanjian rahasia antara kita berdua?" sahut Kayla.

"Sudahlah kau nikmati saja malam pertama kamu bersama dengan dinginnya AC karena aku akan tidur bersama dengan mamaku Bu Marta!" lanjutnya.

"Hem dasar gadis menyebalkan dari dulu hingga sekarang belum juga berubah dan kau tahu sekarang justru kaulah yang akan masuk ke dalam jebakan yang kau buat sendiri," ucap Raka dalam hati.

Raka kesal karena ternyata Kayla tak mau diajak ke dalam kamarnya. Dia lebih suka bertahan di tengah keramaian pesta dan tamu perlahan mulai pulang meninggalkan mereka berdua mengingat waktu sudah semakin larut.

"Raka kami pulang dulu, kami titip anak kami padamu ya papa harap kau mau membantu papa untuk menjaganya." Pak Rahmat berpamitan pada Raka menantunya. "Baik Pa, Raka janji akan menjaganya dengan baik," seru Raka. "Terima kasih," sahutnya seraya menepuk bahu sang menantu.

Akhirnya hingga rombongan keluargalah yang pulang paling akhir. Kayla menghela nafasnya berat badan yang sudah remuk karena seharian ini menjadi pusat perhatian para tamu yang datang silih berganti membuatnya segera melemparkan tubuhnya ke atas ranjangnya.

"Hei, bersihkan make up-nya terlebih dahulu baru istirahat K.a.y.l.a!" teriak Raka pada Kayla yang sepertinya akan terlelap segera. "Nanti saja aku tak kuat sekarang dan ingin segera beristirahat lebih dulu," ujarnya.

"Setidaknya gantilah baju!" Kayla acuh dengan perkataan yang diucapkan oleh suaminya dan memilih untuk tetap melanjutkan mimpinya yang tertunda. Raka hanya menggelengkan kepalanya perlahan. "Dasar gadis ceroboh dari dulu kau tak pernah berubah sama sekali!" gumam Raka yang pergi membersihkan dirinya sendiri.

Keesokan paginya Kayla terkejut mendapati dirinya tidur bersama dengan seorang lelaki. "Aaaarrgh....! Kenapa kau ada di sini?" seru Kayla dan dengan gerakan cepat langsung mengecek keadaan pakaiannya.

"Alhamdulillah masih utuh!" gumam Kayla. "Kenapa kau tidur di sini bukankah kau bilang dalam kontrak perjanjian jika kita akan tidur terpisah nantinya."

"Kau lupa ini di mana? Apakah aku harus menyiapkan dua kamar dan membuat keluarga kita curiga. Lagipula sudah pagi kenapa kau berteriak tadi. Cepatlah mandi, aku akan mengajakmu pergi." Kayla terdiam Apa yang dikatakan oleh Raka memang benar.

Dengan sedikit malas Kayla pun bergegas menuju kamar mandi dan bersiap untuk mengikuti Raka hari ini dan ternyata Raka telah siap di sofa dengan koper besar di sampingnya.

"Kita akan langsung pindah hari ini?" seru Kayla.

"Iya kau akan langsung aku ajak ke apartemenku kita berdua tinggal di sana kau mengerti!" ujar Raka.

"Oh baiklah apapun itu aku akan segera mengikuti dirimu sekarang, bukankah demikian?"

Tanpa menjawab perkataan dari Kayla, Raka segera menarik kopernya dan meninggalkan Kayla yang masih mematung di sana. "Apa yang kau lakukan disana cepatlah, atau aku tinggal sekarang!" seru Raka membuat Kayla mau tidak mau segera keluar mengejar suaminya.

"Aish, kenapa kau begitu menyebalkan sekali padaku, aku ini istrimu tapi kau memperlakukan diriku seperti orang lain, dasar laki-laki tidak ...."

Cup!

Kayla terdiam seketika karena Raka yang telah menciumnya secara spontan membuatnya cukup terkejut karena itu adalah ciuman pertama miliknya.

"Apa yang kau lakukan! Kenapa kau menciumku dasar mesum! Bukankah di dalam kontrak sudah tertulis jika kita tidak boleh melakukan kontak fisik kenapa kau lakukan itu padaku?" seru Kayla kesal dengan Raka.

"Di sana memang tertulis Nona Kayla tapi kau lupa jika kau terlalu banyak bicara itu berarti kau melakukan kesalahan dan itu adalah hukuman buatmu, jadi jika kau ingin hal itu tidak terjadi maka diamlah! Aku juga tidak mau mencium sesuatu yang tidak aku sukai kau ingat itu. Ini adalah pernikahan atas dasar perjodohan dan aku tidak menginginkannya maka kau harus menurut padaku," ujar Raka berbicara panjang lebar padahal Kayla malas sekali untuk mendengarkannya.

"Oh iya satu lagi, jangan bilang jika itu adalah ciuman pertama milikmu," bisik Raka membuat Kayla semakin kesal sekaligus merona dibuatnya.

"Dasar otak mesum!" seru Kayla.

"Tapi kau suka bukan?" ejek Raka pada Kayla yang justru berjalan lebih cepat darinya. Raka hanya melihat dan membiarkannya saja hingga jauh dan tak terlihat. Namun beberapa menit kemudian dia kembali ke tempat semula.

"Hai kenapa kau membiarkanku berjalan sendirian, kau benar-benar suami yang kejam!" seru Kayla.

"Siapa juga yang menyuruhmu berjalan begitu cepat dan meninggalkan diriku, memangnya kau tahu rumahku itu?" seru Raka dan memang ada benarnya perkataannya jika Kayla sama sekali belum mengetahui rumah barunya aka lebih tepatnya rumah suaminya Raka.

"Setidaknya kau memberitahukan diriku alamat rumahmu bukannya diam saja seperti itu jika aku nyasar bagaimana apakah kau tega kepadaku?" ujar Kayla semakin kesal karena Raka lebih pintar darinya.

"Apa peduliku, jika kau menghilang maka aku yang akan diuntungkan karena aku bisa menikah lagi dengan gadis pilihanku sendiri."

Deg!

Hati Kayla seakan diremas mendengar pernyataan Raka kenapa suaminya bisa berkata seperti itu terhadapnya sungguh dia sulit menerima kenyataan itu. Haruskah dia menyesali keputusannya itu?

Semua sudah terlanjur dan hanya ada satu jalan untuk melalui semuanya yaitu sabar. Dapatkah dia mampu menjalaninya sementara masih di awal saja dia sudah merasa ragu bisa melewatinya dan hatinya justru teringat pada Hanan sosok yang kemarin datang bersama dengan Fina.

Secepat itukah dia bisa melewati semuanya melupakan dirinya semudah membalikkan telapak tangannya.

"Aku merindukanmu," gumam Kayla tanpa sadar.

"Apa yang kau katakan?"

"Eh, ....?"