Asih tampak kegirangan. Karena saat itu dia senang Luna sudah mengizinkan dia bersama Udin sang sopir sekali gus satpam di rumah Luna.
"Memangnya dia sudah pernah menyatakan cinta?"
"Wah, sudah beberapa kali, Mbak. Tapi aku belum jawab. Karena aku takut Mbak Luna dan Mas Regi marah. Eh, tidak tahunya Mbak Luna sendiri yang mengizinkan. Itu artinya kesempatan dan rezeki nomplok bukan?" Ucapnya kegirangan.
"Iya, iya. Tidak ada yang melarang kok, kalau bisa kalian secepatnya menikah. Biar halal dan bebas di sini. 'Kan enak tuh bisa kerja bareng, setelah selesai pekerjaan bisa pijitan tanpa ada yang melarang."
"Ide Mbak Luna memang bagus, tapi aku tidak tahu pendapat Udin nanti."
"Soal itu gampang, bisa aku bicarakan dengan Regi untuk bagaimana kelanjutan kalian. Karena di sini, siapa pun yang tinggal di sini itu sudah seperti keluarga."
"Ya ampun, terima kasih banyak ya, Mbak. Benar kata mas Regi. Kalau Mbak Luna itu sebenarnya baik banget."