"Regi, bagaimana dengan Luna? Apa dia masih seperti dulu yang tidak mau melakukan pekerjaan selayaknya seorang istri?"
"Ya seperti itulah, Ma. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Aku hanya bisa sabar saat ini."
"Ya sudah, itu terserah kamu saja. Yang penting, Mama hanya ingatkan kamu saja. Sabar untuk menghadapinya adalah satu-satunya jalan."
"Iya, Ma."
Meski Mama dan papanya tahu kalau sikap Luna tidak baik pada Regi, mereka tetap mendukung dan menerima Luna sebagai menantu dengan baik.
"Ma, aku pulang dulu ya!"
"Iya, hati-hati di jalan. Ini Mama bawakan makanan kesukaan Luna. Kamu kasih ke dia ya!"
"Iya, Ma." Regi mengambil satu bungkus makanan yang sudah di siapkan oleh mamanya saat itu untuk Luna. Lalu Regi pun pulang. Setelah pulang dan sampai di rumah, Regi langsung mencari keberadaan istrinya.
"Luna, aku pulang!"
"Bodo amat deh!" Balas Luna pelan. Lalu Regi menghampiri Luna dan mencium keningnya. Luna agak risih dan seperti tidak mau di sentuh Regi.
