Di sebuah butik baju pengantin, Rara dan Abian tampak asyik memilih pakaian terbaiknya untuk acara pernikahannya nanti. Kini hanya tinggal selangkah menuju kebahagiaan menjalin rumah tangga.
"Bagaimana kalau yang ini?" Rara menunjukkan salah satu baju kebaya yang indah.
"Kamu mau pakai baju seperti apa saja cocok, Ra. Memang dasarnya kamu sudah cantik dari sana. Aku beruntung sudah miliki kamu, mungkin banyak orang di luar sana yang menginginkan kamu juga bukan?"
"Ah, sudahlah. Aku tidak seperti yang kamu kira kok. Ya sudah, aku pilih yang ini saja ya. Punya kamu sudah kamu coba tadi?"
"Sudah, Ra. Ya sudah, ayo kita bayar."
Abian dan Rara menuju meja kasir untuk membayar pakaian yang mereka beli. Namun tiba-tiba ada seseorang yang mengenal Abian.
"Abian? Kamu Abian 'kan?"
Suara yang merdu dan manja, halus bagaikan sutra, manis bagai gula. Dia adalah wanita tercantik dan idola banyak orang sewaktu di sekolah Abian dulu.
"Putri? Kamu putri?"
