"Atta, kamu belum tidur?"
Abian langsung mengucek matanya, ketika Atta keluar dengan membawakan mainan catur. Selain itu juga, Atta membawakan cemilan untuk Abian.
"Tidak bisa tidur, Om. Mending kita main ini saja. Bisa 'kan?"
"Boleh, yuk kita main!"
Abian sedikit terobati rasa kantuk juga perasaan yang sedih itu. Hingga beberapa menit kemudian, tiba-tiba Rara keluar dan menarik tangan Atta untuk masuk kembali ke dalam rumah.
"Atta, siapa suruh kamu keluar. Ayo masuk!" Rara menarik tangan Atta.
"Ma, aku hanya ingin temani om Abian kok."
"Ayo masuk!"
Brak! Lagi-lagi pintu itu di hempas kuat. Kali ini, ibu yang menyadari perbuatan Rara terhadap Abian. Sehingga, ibu pun mulai bertanya saat Rara masih memegang tangan Atta sambil mengunci pintu.
"Rara, ada apa ini?"
"Tidak apa-apa, Bu. Tolong, siapa pun jangan pernah ada lagi yang membukakan pintu untuk dia. Jika ada yang membuka maka akan berurusan dengan aku. Atta, cepat tidur!"
"Iya, Ma!" Jawab Atta dengan sangat terpaksa.
