"Atta, kamu sudah bangun sayang. Kata dokter, kamu sudah bisa pulang, ayo kita pulang sekarang! Mau antar teman kamu juga. Nanti kelamaan pulang malah di cari orang tuanya."
"Iya, Tante. Mamaku juga tadi sudah telepon," Ucap Diki.
"Ya sudah, ayo kita pulang dulu."
Mau tidak mau, Atta mengikuti apa yang di katakan Rara. Meski masih ada terbesit rasa tidak suka. Namun dia harus menjaga sikap di depan temannya. Satu persatu sudah di antar ke rumah masing-masing, kini tinggal mengantar Atta ke rumah kakeknya.
Sepanjang perjalanan, mereka hanya berdiam diri seperti orang asing. Rara juga tidak mau banyak bicara lagi. Dia biarkan Atta berdiam tanpa bicara sepatah kata pun. Karena memang percuma saja bicara, jadi Rara pilih untuk diam saja.
"Sudah sampai, mama antar sampai ke dalam ya!"
"Tidak, usah. Aku bisa jalan sendiri kok."
"Hem, ya sudah. Mama juga tidak mau paksa kamu. Ini obatnya, di minum tiga kali sehari setelah makan ya! Jangan lupa. Biar lukanya cepat kering dan sembuh."