"Pa, aku punya permintaan sama Papa. Aku mohon, maafkan ibu. Kasian dia, Pa!"
"Ra, Papa tidak ingin pikirkan soal ini."
"Tapi, Pa!"
"Sudahlah, Ra!"
"Hem, ya sudah kalau begitu. Aku harap suatu saat nanti, pintu hati Papa terbuka."
Papa hanya diam, lalu pulang lagi dengan membawa anak Rara.
***
"Eh, itu kan Rangga! Mau ke mana dia?"
Tania kebetulan melihat Rangga saat itu yang baru selesai belanja di minimarket. Kemudian, dia lihat dari jauh gerak-gerik Rangga. Namun sepertinya Rangga mengurungkan niatnya untuk naik mobil. Setelah memasukkan semua belanjaan ke dalam mobil, dia kembali mengunci mobil dan pergi entah ke mana saat itu.
"Aku harus ikuti dia!"
Tania mulai mengikuti Rangga beberapa langkah di belakangnya. Lalu, Rangga terlihat masuk ke dalam kafe dan duduk di sana. Tania pun ikut masuk tanpa sepengetahuan Rangga. Dia ikut duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari Rangga.
"Dia seperti sedang menunggu orang, siapa ya kira-kira yang di tunggu?"
