"Duh, Bagaimana mungkin aku bisa tanya langsung dengan dia, Ra."
"Loh, katanya wartawan? Ya itu urusan kamu. Kamu harus bisa atur baik-baik tanpa harus dia tahu kenapa kamu tanya hal itu."
"Hem, bagaimana ya? Ehm, ya sudah deh. Nanti aku usahakan sebisa dan secepatnya dapatkan informasi dari dia. Tapi aku tidak janji untuk berhasil ya, karena itu tidak mudah. Aku harus atur strategi dulu untuk bagaimana bisa dekat dengan dia."
"Oke baiklah, aku sih berharap kamu berhasil. Karena aku sangat butuh kejujuran Yuda."
"Baiklah, kirim saja alamat dia."
"Oke. Oh iya, itu uangnya sudah aku kirim."
"Thanks ya, Ra."
"Oke!"
***
"Nih, uangnya. Aku sudah pinjam dengan Rara tadi. Aku minta kamu jangan cemburu lagi dengan dia ya. Soalnya mulai besok aku dapat job dari dia untuk selesaikan masalah dia. Kamu jangan ikut campur, cukup diam."
"Nah, begini dong. Baru namanya suami. Kalau tidak cari uang, nanti aku pulang loh sama anak kamu ini."
