Chereads / Pernikahan Misterius: Antara Cinta Dan Balas Dendam / Chapter 17 - Bertemu Calvin di latihan dansa

Chapter 17 - Bertemu Calvin di latihan dansa

Betapa senangnya Bella ketika ia diperbolehkan untuk pergi seorang diri tanpa harus dikawal setiap waktu, namun tidak ia sadari bahwa Sam akan selalu menjadi pengikut berkat permintaan dari tuannya.

Bergegas secepat kilat, dan membuat Bella juga terburu-buru menunggu taksi. Sebelum ia mampir ke tempat pemakaman ayahnya, tak lupa Bella mampir di sebuah toko bunga agar bisa menghiasi makam ayahnya.

Beberapa saat hingga Bella tiba di pemakaman. Tak ada orang lain dari pihak keluarganya, dan membuat Bella begitu senang karena tidak perlu merasa takut jika saja harus membuat sebuah drama dengan keluarganya sendiri.

Betapa tak pernah Bella bayangkan bahwa sekarang ia benar-benar sendirian, meski memiliki dua saudara, tapi tak ada lagi yang percaya dengannya. Bertekuk lutut sembari memeluk makam ayahnya, dan berharap ia bisa melepaskan kerinduan meskipun hanya secara virtual berbeda alam.

"Bella datang lagi, Yah. Tapi, Bella hanya sendirian saja, dan begitulah hidup yang harus aku jalani sekarang ini. Maafkan aku karena tidak bisa memeluk ayah di saat terakhir kalinya, tapi ayah percayakan bahwa semua ini bukanlah salahku?"

Seolah-olah Bella seperti sedang berbicara dengan seseorang yang terlihat nyata, ia kembali melanjutkan dengan menaburkan bunga yang tersisa.

"Tapi, hari ini aku sedikit bahagia karena aku bisa pergi untuk melanjutkan latihan dansa ku. Yah ... Meskipun hanya sesaat, namun akan mencoba untuk melakukannya diam-diam untuk beberapa kalinya," gumam Bella. "Rasanya hidupku kembali sedikit sempurna jika aku bisa mengejar impianku, tapi baiklah semua ini hanya sekedar impian yang bagi orang lain tak terlalu berarti."

"Oh ya, sekarang Bella harus pergi, dan akan kembali beberapa hari lagi untuk menemui ayah di sini. Bella tahu kalau dari atas sana ayah menatapku. Sampai jumpa di lain waktu, ayah."

Sedikit mengobati kerinduannya walaupun ada rasa sedih yang juga masih sangat membuat hatinya tersisa. Namun sekarang, Bella mencoba untuk berusaha kuat, dan memilih berjalan untuk cepat tiba di tempat latihan dansa.

Di sebuah tempat latihan, sudah banyak orang yang datang, dan memang tempat latihan tersebut terbuka setiap waktu. Namun, ia mencoba untuk datang sebisa mungkin karena hanya itulah yang dapat ia lakukan.

Bella yang memiliki potensi terbaik dalam setiap penampilannya itu mampu membuat pelatih senang dengan kreativitas yang ia miliki, dan beberapa orang lainnya yang tahu betul bahwa Bella memiliki tubuh yang menarik serta dengan gerakan yang sangat memuaskan.

Akan tetapi, mereka semua sedikit merasa tidak nyaman dengan kedatangan Bella yang sering terlambat, dan bahkan tidak datang sama sekali padahal dirinya sangat dibutuhkan.

Namun, Nona Lia sudah mencoba mengerti dengan keadaan Bella beberapa waktu, tetapi untuk kali ini ia akan bertindak tegas. Saat Bella memasuki ruang latihan, Nona Lia sebagai pelatih mendekatinya.

"Bella, saya ingin berbicara denganmu sebentar," ucap Nona Lia dengan raut wajahnya yang terlihat serius.

Bella hanya menjawab dengan anggukan kecil meskipun ia merasa takut akan sesuatu hal yang dapat mengancam karirnya ini.

"Semuanya kembali latihan ya!" Nona Lia berpesan. "Ayo ikuti saya, Bella."

Rasa ketegangan saat Bella berada di dalam ruangan khusus milik Nona Lia. Ia bahkan menggenggam tangannya sendiri dengan erat.

"Bella, saya tahu bahwa keluargamu tidak begitu setuju dengan impianmu sebagai penari, namun kamu telah memilih jalan ini, dan sudah terikat kontrak dengan kami. Untuk itu saya mohon sekali agar kamu bisa datang setiap waktu, jika memang tidak bisa setiap hari maka dua hari sekali. Ini demi group dansa kita, dan dalam waktu dekat ini kita juga menampilkan tarian istimewa di atas pesta internasional. Uangnya cukup besar, jadi aku harap kita dapat memenangkan lomba ini agar impianmu dan kita semua tercapai, kamu paham? Jadi, katakan apa setelah hari ini kamu dapat datang sesuai dengan apa yang akan saya arahkan nanti?" Nona Lia bertanya demi adanya kepastian.

Tiba-tiba membuat Bella terdiam sejenak karena ia merasa bingung harus menjawab apa. Namun, ia mencoba berpikir dalam batinnya. "Bagaimana ini? Tidak akan mungkin aku menolak ajakan dari Nona Lia karena selama ini dia sudah sangat baik padaku. Terlebih ini adalah impianku yang dapat membuatku maju selangkah dari kegagalan. Tapi, apa Saga mengizinkan aku untuk ikut latihan ini? Ah sudahlah aku harus mencoba berbicara dengannya nanti. Sekarang aku yakinkan Nona Lia terlebih dahulu."

"Ya, Nona Lia. Aku setuju dengan tawaran ini, dan akan aku usahakan untuk bisa datang sesuai dengan ketentuan jadwal yang ada. Meskipun memang keadaanku sangat berat, tapi aku tetap akan mencobanya," sahut Bella.

Nona Lia pun tersenyum ceria ketika mendengar keyakinan Bella, ia pun mengusap bahunya Bella sembari berkata. "Baguslah, Bell. Aku menyukai usahamu, dan tolong jangan kecewakan aku bersama dengan yang lainnya. Sekarang ayo kita kembali karena hari ini kita akan membagi beberapa kelompok yang akan dipasangkan berpasangan."

Nona Lia segera membagikan kelompok dengan melihat pasangan yang akan mampu untuk tampil maksimal, dan akhirnya Bella dipasangkan bersama dengan seorang pria bernama Calvin Aditya berumur 28 tahun, dan sekaligus anak dari Nona Lia.

"Jadi, untuk Calvin dan Bella bisa langsung maju ke posisi depan. Kalian berdua akan menampilkan tiga tarian dansa nantinya. Untuk yang pertama samba, rumba, dan salsa. Ketiga tarian ini harus kalian kuasai semaksimal mungkin. Namun, kalian juga harus memiliki satu dansa berbeda dari ketiga itu. Jadi, nanti bisa didiskusikan bersama dengan pasangan kalian. Okay guys, selamat berdiskusi." Nona Lia bertepuk tangan tiga kali sebagai pertanda bahwa pemberitahuannya telah selesai.

Meskipun sudah saling kenal saat melakukan latihan, namun Calvin dan Bella tidak saling bertegur sapa. Sebab, Calvin tipe pria yang dingin, tapi penyayang. Beberapa bahkan sangat ingin menjadi pasangan Calvin ketika berdansa nantinya, namun justru Bella yang terpilih.

"Hai, Bella," sapa Calvin untuk pertama kalinya.

"Hallo, Calvin. Jadi, rencana apa yang akan kita tampilkan nantinya?" tanya Bella.

"Kamu sungguh terburu-buru, Bella. Tapi, baiklah aku akan pilihkan satu bersamamu, tapi silahkan saja jika ingin menggantinya. Aku memilih ballroom dance karena aku pikir cocok dipadu dengan ketiga tarian lainnya," ucap Calvin.

"Menarik juga, aku setuju."

"Yeah, tapi ngomong-ngomong kita belum saling bertukar nomor telepon kan? Jadi, berikan ponselmu," pinta Calvin.

Tanpa pikir panjang Bella benar-benar memberikan ponselnya langsung, dan Calvin sendiri yang akan mencatat nomornya.

"Kalau begitu kita sudah bisa mengatur jadwal pertemuan agar bisa latihan berdua. Bisa di rumahmu ataupun di rumahku atau di tempat yang berbeda, kamu tinggal pilih saja."

Memang terdengar biasa, namun bagi Bella semua itu adalah hal yang luar biasa yang akan membuatnya menjadi semakin kebingungan.