"Gimana nih, Mas. Besok sudah mulai lomba. Tapi aku belum yakin," keluh Anggun pada Ali.
Mereka duduk bersama di ruangan terbuka. Beberapa ada mahasiswa dari kampus lainnya. Ada yang sedang menatap layar laptopnya. Ada pula yang yang menulis di kertas, entah menulis apa.
Semuanya dalam sibuk. Sibuk terlihat dari semua wajahnya. Hanya Anggun yang ragu dan keluh dalam satu waktu.
"Gimana kalau Pak Steven marah, kalau kalah?" lanjut keraguannya.
"Ssst.... kamu sendiri sudah yakin kan?"
"Sebenarnya yakin sih. Tapi kenapa sampai sekarang beliau gak ngecek tema yang mau kutulis? Bukannya harusnya sudah dicek?"
"Mas sudah hubungin Pak Steven?"
"Sudah. Katanya sebentar lagi kesini. Kita tunggu saja, ya?"
"Yasudah." Anggun pasrah dan menanti kabar Pak Riant. Sementara, suaminya di depan sibuk menatap layar laptop. Sambil sesekali membaca buku di depannya.
"Semoga aja besok lancar," ucap Anggun.
"Aamiin. Tenang, yah?"