Bu Sri menganggukkan kepala.
"Mamah," gumam Alana.
"Meskipun kian gelap, Nyonya Maria seolah tak peduli. Ia terus berteriak, seolah tak peduli dengan rasa sakitnya."
"Karena melihatnya tak tega, Ibu dekati. Sampailah, Nyonya tiba-tiba jatuh pingsan. Ibu bawa ke gubug tempat Ibu tinggal."
"Disanalah awal mulanya. Nyonya Maria begitu sangat lembut. Itu yang Ibu rasakan. Entah kenapa kondisinya saat ini berubah, tapi Ibu yakin, Nyonya bisa sembuh."
Alana mulai berkaca-kaca mendengar setiap perkataan Bu Sri. "Mamah... Alana sayang Mama."
"Semoga. Terima kasih Bu Sri. Sekarang aku punya Bu Sri yang bakal temenin aku sembuhin Mama. Iya 'kan?"
Bu Sri tersenyum seraya menganggukkan kepala. Keheningan kembali bercampur sendu tak terkira.
"Setiap orang barangkali selalu punya titik gelapnya, Nak. Mungkin hari ini, Nyonya Maria sedang berada di masa itu."