"Lu tau sendiri kan bokap nyokapnya siapa? Pejabat semua Bro! Dan penuh kisruh biasa lah. Pejabat di sini gimana rata-rata."
"Gue gamau aja deket-deket sama mereka. Oposisi aja lah."
"Terserahmu!" tegasnya dan kembali mengeratkan tangan istrinya yang sedari tadi hanya menyimak obrolan suaminya.
"Kita mau kemana, Mas?"
"Aku ingat satu tempat. Kita ke sana."
"Tempat biasa dia?"
"Ya."
Beberapa saat kemudian, Tirta sampai di tempat tak jauh dari taman kampus. Benar. Di sana ada orang yang dicari yang duduk menundukkan kepala. Ia pegangi kepalanya seolah benar-benar putus asa.
Suaminya yang tadinya berniat menghajarnya seketika, mulai mengantongi kembali rencananya itu. Ia mulai berjalan perlahan mendekat sahabatnya itu.
"Heh lu...." panggilnya.
Laki-laki di depannya seraya mengangkat kepala perlahan. Melihat laki-laki di depannya adalah sahabat lama ya, ia sontak kaget. Matanya terbelalak apalagi begitu melihat Hana di sampingnya.