"Apapun yang nanti terjadi sepanjang jalanan ini sampai ke depan kelas kamu, jangan pernah lepasin genggaman tanganmu. Apapun," jelas Tirta.
"Kenapa?"
"Biar kamu yakin. Ada yakinku di atas ragumu. Ada kekuatanku, di atas kamu merasa lemah. Ada aku yang akan menjagamu, di saat kamu merasa takut."
Ucapan Tirta memenuhi keraguan hatinya menjadi tenang seketika. Hana refleks mengembangkan senyumnya nan manis.
"Siap?" tanya Tirta.
Hana menganggukkan kepalanya. Manut.
"Ok. Ayo kita berjalan santai biasa saja. Aku akan mengantarmu sampai ke depan kelas. Ok?"
Hana kembali menganggukkan kepalanya.
"Oh ya satu lagi, jangan menoleh ke belakang."
"Kenapa?"
"Biar kamu lebih tenang. Percayalah."
"Memang bisa begitu?"
Tirta melebarkan senyumnya. Tangannya merapikan ujung poni rambut Hana. "Ya. Kamu yakin sama aku kan?"
"Baiklah. Aku ikuti semua saranmu. Kita jalan sekarang?"
"Ya."