"Kau bocah sial! Kaulah pembunuhnya!" pekik Maria dengan sorot matanya yang tajam.
Alana dibawa ke sebuah ruangan kosong yang lebih mirip seperti sebuah gudang. Ia terlempar begitu saja ke lantai. Debu pekat kian beterbangan begitu saja. Sontak, alergi debu yang dialami Alana mulai menunjukkan reaksinya.
Ia terbatuk seketika. Senyum menyeringai terlihat dari Maria. Entah bagaimana sosoknya bisa berubah sedemikian rupa. Apa yang sebenarnya sedang dialami ibunya itu? Apakah ini semua trauma beratnya? Bagaimana Alana akan keluar dari hal ini? Deretan pertanyaan itu barangkali yang terus berputar di kepala Alana. Gadis sembilan belas tahun itu.
"Tinggallah disana! Hahaha!"
"Enak? Batuk? Pengap? Disitulah harusnya!" Pekik Maria diiringi suara menyeringai dan tertawa sendirian. Sebuah suara yang baru pernah Alana dengar dari ibunya. Sangat berbeda dari biasanya.