Aku mengangguk. "Yaudah, makasih ya, Dik. Aku mau baca buku ini."
"Aku duluan ya. Gaenak temenku sudah nungguin di sana." Laras pamit.
"Eh, tunggu, Ras. Kamu nggak lupa lomba kemarin yang aku kasih 'kan?"
"Nggak dong. Thanks ya, infonya. Aku bakal latihan dengan buku ini." Laras tersenyum. Bola matanya yang hitam pekat, terasa kian pekat saat ia tersenyum. Ia pun berjalan menemui temannya yang sudah menuggu di meja baca.
***
Di samping sekat meja baca Ruri, ternyata telah lebih dulu duduk Kirana. Ia rela menunggu Laras di sana. Tentu bukan dengan membaca buku. Tapi mendengarkan headset yang ia bawa kemana-mana. Entah, apa yang didengarkannya. Tapi, tunggu. Tangannya memang tak memegang buku. Tapi kertas. Sedang menggambar apa dia atas kertas itu?
"Aneh! Cewe disini aneh-aneh." Celetuk Ruri.