Pertanyaan itu kian memutar di kepalanya. Ia ingin selalu membahagiakannya. Tak ingin terlihat lemah dengan segala air mata. Khas seorang perempuan pada umumnya.
"Aku harus bagaimana?" batinnya seakan kian bergemuruh.
Niat hati menggadaikan dengan wajah bulan diurungkannya. Naya tetap ke tempat pegadaian wajah itu. Tapi tidak seperti biasanya. Wajahnya menunduk lesu. Seolah mengamati apa yang sendu di balik wajahnya. Apakah benar-benar sendu?
"Aku ingin mengembalikan wajah matahari ini. Terimakasih sudah meminjamkannya." Naya memantapkan diri.
***
"Naya, kumohon kamu kesini, sekarang. Aku punya kejutan untukmu."