"Sebenernya itu juga yang aku pikirin, An. Aku perlu pemasukan lebih, buat biaya ujian dan kelulusannya."
"Sabar ya, Rah. Nanti kita cari cara bareng. Sekarang kita fokus kerja dulu. Keep fighting!!"
"Yess. Fighting!!"
***
Seorang anak berlari kecil di toko kue semanis cinta. Entah apa yang sedang dirasakannya—ia terlihat bahagia. Gantungan tas berbentuk kartun kucing berbunyi begitu riangnya. Seakan turut jadi teman bahagianya.
"Adeek, jangan lari-lari. Ini toko, bukan tempat main, sayang. Ayukk, pulang." Seorang perempuan berambut pirang terlihat menenangkannya.
"Yaaah... emang udah, Kak? Aku suka tempat ini. Banyak kuenya. Kalau besar nanti, aku pengin punya toko kue lebihhh besar dari ini." Ucapnya riang.
"Iya-iya. Aamiin. Sekarang kita pulang, yuk. Kasian nanti banyak yang mau beli keganggu sama adek gimana?"
"Ehm... emang kuenya udah? Trus mana?"
"Kuenya kan pesen dulu. Lagian, ultah adek besok 'kan? Biar bentuknya lebih spesial."
"Asiiik. Kartun kucing kan 'Kak?"