Suasana yang menenangkan Ardi dan Pak Ruslam itu membuat iri sepasang mata yang melihatnya. Ya, dari kejauhan ada seseorang yang diam-diam memerhatikannya. Wajahnya semakin kesal, saat Ardi dan Pak Ruslam akrab dan terlihat bahagia.
***
Dalam mimpinya yang panjang, akhirnya Oki terbangun. Tangannya mengucek matanya. Mulutnya menguap dan ditahannya.
Ia paksa matanya terbuka. Seperti seorang yang agak linglung, tapi masih bisa tersadar. Ia mencari ponsel di sekitar tubuhnya.
"Ouh... masih jam 1? Perasaan aku mimpi lama banget. Ouh yah, belum sholat isya!" Guman Oki dan beranjak ke kamar mandi.
Setelah usai sholat, ia masih duduk santai. Dilihatnya ponsel yang berada di dekatnya. Ada sebuah e-mail masuk. Namun, ia tak selera membukanya. Dibiarkan begitu saja.
"Mau tidur lagi nggak yah? Aku kira ini sudah dimana. Tapi kenapa mimpi yang kualami ini terasa begitu berbeda? Begitukah roda kehidupan manusia? Yang miliarder saja bisa jatuh bangkrut," gumam Oki.