Chereads / Bukan Sekadar Sultan / Chapter 109 - 109 - Lintas Waktu

Chapter 109 - 109 - Lintas Waktu

Karena menangis, seseorang bisa sedikit lega. Karena menangis pula, tak jarang justru kian tak reda sedihnya. Kumala teringat sikapnya.

Sebuah sikap yang begitu benci dengan menulis. Sebab kebenciannya, ia bisa marah kepada Ibu. Bisa membantah dengan Ibu guru di sekolah. Dan bisa membolos, pergi sendirian, ke hutan, dan sampailah ke dunia yang membuat menangis hari ini.

"Apa aku begitu bersalah? Aku bukannya membenci menulis. Aku hanya tak tahu, begitu kesal saat teman-teman selalu meledek namaku. 'Namanya sastra, tapi gabisa nulis. Aneh!' Dan segala kucilan mereka."

"Ibu di rumah tak pernah tahu. Pun juga ayah. Juga Ibu guru di sekolah. Aku tak pernah mengadu sedikitpun. Aku luapkan itu dengan marah. Marah dan kesal semua yang berkaitan dengan nama belakangku."

Tik... tik...

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS