Igho terpaku di tempat dimana dia berpijak, saat Alyn keluar dari kamarnya.
Sebuah dandanan yang anggun di perlihatkan oleh Alyn setelah menghabiskan waktu tiga puyluh menit bersolek di dalam kamarnya.
Awalnya Igho sempat marah dan mondar mandir emosi di bibir pintu karena ulah Alyn yang lama sekali dalam berdandan. Tapi, saat wanita lumpuh itu keluar dari kamarnya, tiba-tiba saja Igho terperangah dengan kedipan mata yang berbinar.
"Kenapa kamu melihat aku seperti itu? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Alyn melihat ke seluruh tubuhnya sendiri.
"Eh, tidak. Hanya saja kamu pangling sekali," ucap Igho sedikit datar dan menyembunyikan rasa takjubnya.
Pipi Alyn yang sudah membulat seperti kue bapau seketika memerah. Merah yang muncul dari puncal pipinya bukan karena efek taburan dari blush on atau make up lainnya, melainkan karen aia senang sekali dengan pujian Igho."