Usai menyimpan Kayla di kamarnya seperti barang antik, Zayyan dan Dodit keluar mengendap dan menutup pintu perlahan.
Seperti dua sejoli yang kompak, Zayyan dan Dodit saling membantu demi kebaikan adik mereka.
Meski darah daging mereka sama sekali tidak mengalir di tubuh Kayla, tapi rasa sayang mereka sangat dalam untuk wanita bak bidadari itu.
Selang Dodit dan Zayyan berjalan menyusuri ruangan tengah rumahnya, Zayyan mengajak Dodit untuk berbicara empat mata.
"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, Dit."
"Apa itu? Bicara saja!"
"Tidak di sini!" Zayyan melirik ke dasar kamar Kayla takut kalau adik perempuannya itu mendengar semua rencananya." Ayo ikut aku!" ajak Zayyan.
Dodit patuh mengekor dari belakang Zayyan dan serentak masuk kedalam ruangan kerja Zayyan yang tak pernah di masuki oleh siapapun juga selain dirinya.
"Ck. Ruangan kamu boleh juga?" mata Dodit melirik liar seluruh seluk beluk ruangan lebar itu.
