Hari yang berputar cepat sekali sudah mulai menguning, senja sore itu menyorot masuk ke dalam tiang celah jendela rumah Igho yang membentang sangat tinggi.
Bayangan hitam memanjang di telapak kaki Igho yang berdiri di bibir jendela sabil melipatkan tangannya.
'Kemana Kayla?' batinnya terus menggumamkan nama itu. Namun ia tetap mengontrol wajahnya agar tidak terlihat waswas.
Ketika detik demi detik berlalu, Igho semakin risau, satu telunjuk Igho nampak terus mengetuk-ngetuk rahang pipinya dengan tangan satunya lagi di lipat di dasar dadanya.
Sesekali, Igho menghela nafas yang berat lalu ia berjalan mondar mandir ke sana ke mari di balik bingkai jendela itu.
"Gho, apa sebaiknya kamu cari saja dimana Kayla?"
Sejenak Igho berpikir dengan bola matanya yang menetap diam seperti patung.