Keduanya asyik menikmati suasana malam di Jerman.
Kalau dulu, mereka berada pada musim kemarau, sekarang ini Alin dan Igo berada di dalam musim dingin. Atap cafe itu ikut tertimpa sedikit puing-puing dari tetesan salju.
Hidung Alin pun sudah merasa beku malam itu, tapi ia sama sekali tidak merasakan kedinginan karena Alin ikut menikmati Mie panas yang sudah tergelar di atas meja.
"A, buka mulutnya!" Igho hendak menyuapi Alin dan memperagakan bagaimana dirinya membuka mulut yang sangat lebar.
Alin yang malu-malu pun, sedikit membuka mulutnya membola.
Igo pun memasukkan satu suapan mie ke dalam mulut Alin dengan hati-hati.
"Gimana enak?"
Alin mengangguk dengan sangat cepat. Bahkan, dia terlihat sangat bersemangat membuka mulutnya kembali untuk suapan yang kedua kalinya.
Beberapa kali mereka menyuapi saling bergantian, akhirnya semua mie di dalam mangkok itu dilibas habis oleh keduanya.
"Dasar, rakus."
"Kami juga rakus, buktinya mangkuk punya kamu itu habis sama air kuahnya?"
