Tatapan Zayyan terus menyelidik ke arah Alyn yang terus terisak di balik pintu kamar rawat Kayla.
Alyn menyenderkan punggungnya sambil mendongak menahan derai air matanya mengalir. Ia tak mau menangis karena dia tak mau semua orang tahu kalau keputusan yang ia ambil terlihat tidak tulus. Padahal sejujurnya, meskipun Alyn bilang kalau dirinya rela untuk di madu, tapi hati perempuan mana yang bisa tulus dengan hal yang seperti itu.
"Ya tuhan, Alyn, kamu gak boleh menangis! Aku mohon jangan sampai aku menagis!" ungkap Alyn pada dirinya sendiri sambil menepuk-nepuk di bagian dadanya untuk meringankan sesak yang semakin meradang.
Setiap kali Alyn menahan nafasnya untuk meredakan air mata yang terus terjun bebas di pipinya itu, setiap kali itu pula Alyn semakin terisak. Entah berapa helai tisu yang jadi temannya di balik pintu itu, hingga tasnya hanya penuh dengan tisu yang sudah basa.