Igho menatap dasar pintu kamar rawat itu, terdengar raungan juga jeritan dari Kayla di dalamnya.
Kepalanya tertunduk lirik seolah-olah tak tega mendengar raungan-raungan yang semakin menggelegar, namanya disebut-sebut membuat Igho sedikit tertahan.
Lalu Igo menghempaskan nafas beratnya mengisi oksigen ke sekitar ke dalam seluruh benaknya.
Dengan mantap ia berjalan menghadap kepada wanita paruh baya di sampingnya.
Ia membalik dengan malas, tapi hanya wanita itu yang bisa ia gunakan untuk mengatasi sosok Kayla.
"Bi, tolong jagain Kayla ya, aku benar-benar tidak bisa berada di sini terus menerus, karena aku harus mencari Alin."
"Tenang saja tuan, serahkan Nona Kayla kepada saya. Yang jelas, Tuhan harus tetap mengejar Nona Alin kemanapun juga."
Bi Tini nampak sangat baik hati, dan mengerti apa yang sedang dirasakan Igo saat ini.
Ia berdiri bagai pohon yang sedang di terpa angin besar. Tetap berusaha tegak dan mencengkram akar-akarnya agar tidak tumbang.