"Lantas apa yang mau kamu lakukan selanjutnya, sayang?" tanya Manaf sambil memeluk Alyn dengan satu tangan melingkar di atas pundak putrinya itu.
Sambil duduk-duduk Alyn berusaha menurunkan nada tangisannya dan tertunduk melihat tanah yang lekat hitam di bawah kakinya.
"Entahlah yah. Yang jelas Alyn gak bisa lihat Igho bersama wanita lain. Rasanya sakit sekali yah. Alyn butuh beberapa waktu untuk berpikir jernih."
"Kamu harus tenang, ayah akan bantu kamu untuk memperbaiki suasana kacau ini."
"Iya yah, terimakasih."
Sambil duduk lirih, keduanya terdiam mencerna semua situasi yang ada. Tak beberapa menit kemudian Bi Tini datang dan menyediakan secangkir teh panas di atas meja samping tempat duduk keduanya.
"Teh panasnya tuan."
Kali ini Bi Tini tak seperti biasanya yang selalu ceria dan mengunggah candaan hingga situasi rumah hidup sekali.
