Setelah semuanya pergi, Tuan Manaf meminta Igho dan Alyn untuk datang ke rumah tempat kediamannya.
"Alyn sebaiknya, ikutlah dengan papah terlebih dulu, kita bicarakan semuanya di rumah!" Ucapan tegas dari mulut Tuan Manaf membuat Alyn semakin takut, sehingga Alyn mengikutinya untuk pulang.
"Baik, pah!" Tatapan mata Alyn seolah meminta harapan dari Igho.
Namun, Igho hanya memberikan isyarat lewat bola matanya untuk mengikuti kehendak dari ayahnya.
Setelah semua pergi, Igho pergi untuk membersihkan dirinya. Pancuran air dari shower menghujani dadanya yang bidang, pikirannya terus berpacu terhadap Alyn. Tiba-tiba dia teringat akan Ibunya yang ditinggalkan oleh Tuan Manaf di malam pertama pernikahan mereka. Saatnya untuk Igho membalas perbuatan ayahnya itu untuk membayar rasa sakit hati dari almarhum ibunya.
"Brummmm...!" Suara mobil sport milik Igho mulai menderu. Kali ini Igho melakukannya ke rumah Tuan Manaf.