Keesokan harinya, di Indonesia. Dodit berjalan di bawah teriknya matahari. Dengan tangan berisi bola basket, ia memasang wajah tidak segar, meski cuaca hari itu cukup cerah.
Dodit berniat untuk mengisi waktunya dengan sedikit kesibukan di lapangan.
Bisanya, itu selalu di lakukan secara bersamaan. Tapi, entah kenapa saat ia melirik ke kiri dan ke kanan, sama sekali tidak ada seorang pun sosok dari teman-teman seperjuangannya.
"Igho dan Kayla, pergi kuliah di luar negri, Zayyan hilang lenyap di makan bumi, sedangkan aku? Huft, ck. Gak enak banget sendirian?" keluh Dodit siang itu selepas kuliahnya selesai.
Dodit pun memantulkan bola yang dia pegang, lalu ia hampir menembak kembali ring bulat ysng berdiri tegak di hadapannya.
Semua itu sontak terjeda saat Dodit melihat Anjar melintasi wajah lapangan itu. Dodit tidak mau melakukan kesalahan kedua kalinya pada wanita itu saat ia menghancurkan ponsel milik Anjar beberapa pekan yang lalu.
