Malam hari telah tiba, tiba juga kegelisahan Igho di apartemennya.
Igho masih gundah saat memikirkan kalau sebenarnya Alyn benar-benar berada dekat dengannya.
Plak!
Tangan Igho mengepal dan mendobrak kasar meja makannya.
"Kenapa wanita somplak itu terus saja membuntuti aku? Dia sudah seperti hantu yang terus mengikutiku kemanapun aku pergi? Kenapa?" dengkus Igho seperti putus asa.
Ia bingung harus menghindar seperti apalagi dari perempuan polos itu.
Semakin ia menjauh, maka bayangan Alyn semakin terus hadir di pelupuk matanya.
Hingga malam itu, Igho sama sekali sulit memejamkan matanya.
Ia melempar tubuhnya ke kanan dan ke kiri berharap matanya larut dalam sebuah mimpi tapi sayang semakin ia memejamkan mata, pikiran Igho semakin melayang tak terarah.
Igho pun bangkit dari tempat tidurnya dengan tubuh sudah basah penuh keringat.
Secangkir susu soda nampak mendinginkan otaknya malam itu.
Igho membuka tirai yang menutup jendela kamarnya.