Di pinggiran taman pusat kota, Igho nampak sedang menikmati secangkir teh panas sambil menyendiri.
Hilir mudik orang berganti melewatinya namun igo tetap mengabaikan orang-orang tersebut.
Saat itu igo benar-benar sedang berpikir tentang masa depannya yang mau tidak mau harus berhasil.
Tanpa orang tua di sampingnya, igo bertekad menjadi pria yang kuat dengan segala cobaan yang sedang ia lewati saat ini.
Igho membuka sebuah layar ponsel dan mengecek saldo tabungannya sedikit menipis. Sedangkan perjalanan hidupnya di Jerman masih panjang.
Sempat Igho ingin melambaikan tangan untuk menyerah, tapi lagi-lagi ia ingat akan sosok seorang Alyn yang sudah merebut posisinya di rumah dan di hati ayahnya.
"Tidak! Aku harus tetap semangat belajar. Aku harus buktikan pada ayah kalau aku bisa sarjana di tempat ini." tekad Igho pada dirinya sendiri.