"Masuk saja Dit!" anjur Zayyan dan sontak membuat Alyn memalingkan pandangannya dan menyibukkan diri pada pekerjaannya itu.
Alyn benar-benar tak bisa memampangkan wajahnya karena malu.
Dodit masuk kedalam ruangan itu dan menjadi penengah antara Alyn dan juga Zayyan.
Ketiga pasang mata itu saling melirik dan mengekor mengamati satu sama lainnya dengan cara mencuri pandangan.
Tapi Alyn merasa sebagai wanita yang paling jadi sorotan.
Alyn pun mencari beberapa kesibukan lainnya dengan pergi kebelakang.
Sambil menimbang-nimbang keputusannya nanti, Alyn menyelesaikan semua tugasnya lalu ia pamit pulang setelah pekerjaannya selesai.
"Dit, Zay, aku duluan ya! Semua pekerjaan di dapur sudah selesai. Kita hanya tinggal tunggu hari esok saja, untuk pembukaan Cafe ini."
"Okai. Sampai jumpa besok ya! Kamu jangan sampai datang terlambat. Aku mau pembukaannya meriah." ucap Zayyan dengan ambisi yang sangat besar.
