Tangan Igho saat itu memang berhasil di tarik oleh Dodit. Mata Igho membulat saat dia melihat gelagat wajah Dodit tak nampak seperti biasanya. Apalagi tarikan itu membuat Igho tak mengerti hal apa yang akan di lakukan oleh Dodit saat itu.
Ia hanya bisa mengikuti seluruh pergerakan Dodit yang sangat aneh itu.
Dengan tatapan polos, akhirnya Igho mengikuti arahan Dodit untuk meminggirjan tubuhnya ke semak-semak samping halaman rumah Anjar.
Kedua pasang mata itu nampak memindai jendela kamar Anjar, sedangkan saat itu Igho masih mengernyitkan keningnya kebingungan.
"Kenapa kamu bawa aku ke sini sih? Aku harus cari Alyn!"
Alih-alih Dodit menjawab, dia hanya menurunkan tubuhnya agar sebagian kepalanya tertutup oleh rerimbunan pohon.
"Ssssttt! Ayo turun!" bisik Dodit melambai kecil langsung menarik tubuh Igho untuk turun menyetarakan posisinya dengan posisi Dodit.
Ia menekuk lutut, juga menunduk kompak.
"Emangnya ada apa?" bisik Igho penuh dengan rasa penasaran.