Sofia membenarkan kerah jaket yang suaminya kenakan dengan cekatan. Tak hanya itu, ia juga memeriksa rambut, sabuk celana, bahkan giginya. Ia tak mau Nazam yang nyaris sempurna ini sampai dikatai tak diurus oleh istrinya.
"Mas, ini masih hujan, deres lagi. Mas yakin mau pergi ke perusahaan taksi online itu cuma buat cari nomor pelat itu? Apa nggak langsung ke polisi aja biar mereka yang urus. Jadi Mas cuma perlu fokus sama kerjaan kantor aja," cerocos Sofia.
Bukan apa, dia sangat khawatir dengan suaminya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di jalan sebab cuacanya sedang tidak bagus begini? Hanya itu yang dia takutkan.
"Ke polisi lebih ribet Sayang. Aku tetap akan pergi. Kamu jangan khawatir dan baik-baik di rumah, ya. Jangan nakal."
Nazam mengelus pucuk kepalanya, lantas mengecup lembut kening seputih susu itu penuh kelembutan.
Tak puas hanya mengecup kening, bibir Nazam mulai merayapi ceruk wajah Sofia sedikit demi sedikit.