Sofia menyandarkan diri di sandaran jok mobil. Tak berhenti memikirkan Nazam dan nasib wanita bernama Bela itu. Kalau saja Nazam tak ikut campur dan mencari Bela lewat sekretarisnya, mungkin masalah kesalahpahamannya dengan Bela itu tak akan menjadi seserius ini.
Memang Nazamnya saja yang berlebihan. Pikir Sofia.
***
Nazam masih berpangku tangan melihat wajah yang telah banjir air mata itu dengan seksama, meneliti apakah itu air mata asli atau hanya kepalsuan belaka.
Dia tak akan bisa ditipu. Namun, entah mengapa Nazam merasakan bahwa Bela sungguh menyesali perbuatannya.
Ia mendesah dalam. Kepikiran Sofia lagi. Jika wanita berhati lembut itu bisa memaafkannya, kenapa dia tidak? Pikir Nazam. Namun, tetap akan ada hukuman untuknya untuk efek jera.
