Bela si perempuan yang ceritanya akan bekerja dengan Mulyo mulai besok itu meningkah. Sombong.
Dia tertawa, mendapat ucapan selamat dari rekan-rekan sepekerjaannya. Tak menyangka bahwa wanita itu akan bisa bekerja di bawah bos besar secara langsung.
"Iya, dong. Gue, kan pinter."
Tawanya terhenti kala rekannya mengisyaratkan untuk jangan berisik. Mereka menunjuk Nazam yang baru keluar dari lift.
"Buset mukanya coba liat. Nggak kebayang mulai besok lo bakal kerja sama Pak Nazam. Uh, serem," bisik rekannya sepelan mungkin.
"Ih, iya. Kayaknya bakal marah besar kalau udah liatin muka dinginnya begitu."
Namun, Bela tak mendengarkan serius. Dia malah tertawa kecut seraya memandang Nazam yang kemudian melewati mereka.
"Gue bakal buat si bos luluh," ucapnya yakin.
Namun, ucapan Bela bersambut tawa. Membuat bos besar yang sudah beristri luluh? Mereka merasa Bela sudah konyol.
***
