"Bang, aku mohon, Bang. Jangan bawa masalah ini ke orang tua saya," mohon Nazam di bawah kaki Nazam. Dia menitikkan air mata, lupa sudah dengan harga diri yang dijunjung tinggi.
"Mari selesaikan kesalahpahaman ini secara kekeluargaan. Hadirkan Sofia, dan saya akan buktikan bahwa kejadian haram itu tidak terjadi! Saya bahkan tidak tahu mengapa dia seberani itu melucuti pakaian saya, Bang. Dia berbohong," tunjuk Nazam pada wajah Gladis.
"Saya berani bersumpah bahwa saya berniat pergi ke rumah Ify waktu itu untuk mencari Sofia. Tapi kepala saya dipukulnya!" kukuh Nazam menjelaskan apa yang ia tahu.
Lagipula memang benar, dia tak pernah berniat begitu. Tak pernah menyangka Gladis akan melakukan itu.
"Halah, sudah! Hentikan air mata buaya lu itu! Brengsek!" umpat Beno pada Nazam. "Harusnya kamu bersyukur tak kubuat mati di sini!" sambungnya membentak.
Tanpa mau mengindahkan permintaan Nazam, Beno segera menghubungi nomor orang tua Nazam.
***