Bukan main kerasnya suara sang bunda tercinta. Sofia sampai menjauhkan ponselnya dari telinga untuk sementara sebelum akhirnya kembali menempelkan di telinga.
"Ada, Bun. Di rumah Ify. Tapi Sofia mohon jangan kasih tahu mas Nazam dulu. Sofia lagi pengen menenangkan diri aja."
Sofia tak muluk-muluk. Dan dengan santai mencegah ibunya untuk tidak memberitahukan Nazam dahulu. Dia hanya butuh kesendirian untuk sementara.
"Di rumah Ify? Syukurlah. Bunda kira kamu kelayaban ke mana-mana. Bikin jantung hampir copot aja!" berang sang bunda.
Namun, Sofia tahu di balik kerasnya suara itu, ada hati dan pikiran yang begitu cemas dan memikirkannya. Sofia menyesal telah membuah ibunya merasa khawatir seperti itu.
"Iya, Bun. Begitulah. Mas Nazam pasti datang ke rumah, ya?"
"Jelaslah. Dia datang misuh-misuh nyariin kamu. Katanya lagi marah. Sekarang bunda mau tanya, ada masalah apa lagi sampai kalian berantem begini, hm? Kamu lagi hamil, Sofia, jangan asal main pergi-pergi aja."