Nazam akhirnya sampai ke kantor polisi setelah mati-matian berusaha melewati derasnya hujan yang turun dari mega mendung di atas kepala.
Ia turun terburu-buru sampai tersandung dan hampir saja membenturkan kepalanya sendiri ke pilar besar depan kantor polisi.
Bahaya sekali.
"Hati-hati, Pak." Mulyo memeganginya pula. Untung sekali.
"Iya, Mul. Aku tak sabar ingin segera melihat istriku. Aku takut dia terluka parah. Kamu tahu sendiri istriku sedang berbadan dua," kata Nazam sambil melangkah cepat demi bisa segera bertemu dengan Sofia.
"Bukan lagi berbadan dua Pak, tapi tiga," timpal Mulyo sambil mengimbangi langkahnya.
"Oh, iya. Aku lupa rahimnya terisi dua janin."
Tepuk jidat. Bisa-bisanya Nazam melupakan hal sepenting itu.
Keduanya pun tak lagi saling tukar bicara. Mereka bergegas pergi, tanpa melihat mobil yang saling bertabrakan itu. Padahal, mobilnya terparkir di halaman depan kantor polisi.
