Padahal sudah susah payah memasak, sampai mati-matian menahan rasa mual yang mendera, demi bisa membuatkan menu empat sehat lima sempurna. Khusu untuk suami tercinta.
Eh, ketika datang. Lelaki itu tidak ada di ruangannya.
Kecewa, akhirnya lagi-lagi Sofia menunda makanan itu di meja. Dengan raut yang terlukis kelabu, akhirnya ia berjalan gontai, ke luar ruangan.
Naik lift.
Namun, ketika ia telah sampai ke lantai dasar dan pintu lift terbuka lebar, berdiri tegap di hadapannya Nazam dan Mulyo.
Lelaki sah-nya itu tersenyum semanis gula. Tumben, memakai kacamata. Dan dia tampak lebih tampan lagi dari biasanya.
"Mas ...."
Dasar Sofia Manaf, matanya malah berkaca-kaca. Melihat Nazam di depan mata, bak baru menemui pacar yang tinggal di ujung dunia saja.
"Hay, Sayang. Aku baru mau naik ke ruanganku dan hubungi kamu. Ternyata kamu datang lebih dulu, ya?" Nazam menyerobot masuk, tapi tidak dengan sekretarisnya. Lelaki itu tetap berdiri.