"Katakan padaku, apakah dia mengancam Papa?" tanya Nazam setelah menerka inti masalah yang akhirnya membuat sang papa memaksa dirinya.
Bukankah itu adalah suatu tindakan kejahatan?
Papa Nazam tak langsung menjawab, bahkan lelaki itu berusaha untuk tak menatap mata Nazam yang tampak marah.
"Sudah papa katakan, ini bisnis. Tolong jangan persulit," ulangnua tak mau buka suara tentang kebenarannya.
Sial, Nazam mengepal tangannya kuat. Selain sombong, ternyata Ketrin juga licik. Bisa-bisanya wanita itu menyeret ayahnya, bahkan mungkin mengancamnya hanya demi bisa bekerjasama dengan dirinya.
Benar-benar tak masuk akal gilanya.
Dia mengingatkan Nazam pada Davin. Entah mengapa, setiap kali ingat dengan bayangan wajagnya, Nazam selalu merasa muak.
"Kapan dia menemui Papa dan merengek tentang hal ini?"